Percayalah, Republik Islam Iran Pasti Membalas Kematian Mohsen Fakhrizadeh
Pembunuhan ini dapat menyulut konfrontasi baru antara Iran dengan negara-negara musuh, di akhir masa jabatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pemerintah Israel menolak berkomentar, begitu pula dengan Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri AS, Badan Intelijen Pusat (CIA), dan tim pemerintahan transisi Presiden terpilih AS, Joe Biden.
"Baik Iran yang akan melakukan pembalasan ataupun malah menahan diri, akan sulit bagi Biden untuk kembali ke perjanjian nuklir," tulis Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Israel dan direktur di Institut Kajian Keamanan Nasional Israel, dalam cuitan di Twitter.
Di bawah perjanjian nuklir 2015 yang disepakati kekuatan dunia, Iran setuju untuk menahan proyek nuklir dengan syarat mendapat pencabutan sanksi.
Namun pada 2018, Trump menarik AS keluar dari perjanjian tersebut.
Sedangkan Biden, yang akan menjabat per 20 Januari 2021, telah menyatakan bahwa ia mungkin akan membawa AS kembali dalam perjanjian jika Iran patuh pada kesepakatan tersebut. (ant/dil/jpnn)
pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh membuat Republik Islam Iran murka
Redaktur & Reporter : Adil
- Amerika Kirim Bantuan ke Gaza, Kok Republik Islam Iran Malah Sewot?
- Republik Islam Iran Mengapresiasi Hasil Pemilu Indonesia
- Ayatollah Khamenei: Infrastruktur Nuklir Iran Tidak Boleh Disentuh
- Presiden Iran Tiba di Indonesia Besok, Siap Teken Seabrek Kerja Sama
- Panglima Republik Islam Iran Anggap Sepele Ancaman Israel
- HUT ke-44 Iran Diwarnai Seruan Matilah Republik Islam