Perekonomian Mulai Lesu
jpnn.com, PONTIANAK - Perekonomian mulai lesu dan harga bahan pangan diprediksi meroket akibat terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Dalam dua pekan ini penukaran agak sepi, tidak seperti biasanya," ujar costumer service Money Changer PT Gemilang Perdana Sejati, Monica saatditemui Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group) di kantornya Jalan Diponegoro, Pontianak.
Ia menduga, sepinya pelanggan yang melakukan penukaran uang di money changer-nya ini didasari dua faktor. Selain karena perekonomian yang tengah lunglai, juga karena nilai tukar dolar yang terus membumbung.
"Kalau dolar naik, tentu banyak nukar ketimbang membeli, namun memang saat ini dua-duanya, baik tukar maupun beli terjadi penurunan, efek ekonomi melesu, mungkin ini juga dampak adanya beberapa negara yang mengalami kebangkrutan," paparnya.
Akan tetapi, Monica menyambung, ada beberapa mata uang yang pembelian serta penukarannya cukup tinggi. Salah satunya Ringgit Malaysia (RM). Dalam beberapa pekan terakhir paling banyak ditukarkan.
"Mungkin juga dikarenakan nilainya terjadi kenaikan, dimana sepekan lalu 1 RM seharga Rp3.590 dan sekarang sudah Rp3.600/RM-nya kalau kita beli, kalau tukar sebesar Rp3.650/RM,” ungkapnya.
Imbuh Monica, “Kemudian dolar sekarang saja sudah mencapai Rp15.000, kalau kita beli perdolarnya seharga Rp14.900," jelasnya. (nov/gus/moh)
Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak luas, termasuk harga pangan yang diprediksi bakal meroket.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini
- Bamsoet Minta Pemerintah Antisipasi Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
- Syarief Hasan Komentari Nilai Tukar Rupiah yang Terus Turun, Simak
- Mendag Klaim Stok Bahan Pangan di Lebaran 2024 Aman, Harga Bagaimana?
- Begini Strategi Polda Kalsel Untuk Cegah Kelangkaan Pangan Jelang Lebaran
- Catatan Ketua MPR: Merawat Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga