Perempuan dan Anak Harus Jadi Prioritas untuk Akhiri Epidemi AIDS

Perempuan dan Anak Harus Jadi Prioritas untuk Akhiri Epidemi AIDS
Mari bersama cegah AIDS (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah orang dengan HIV tiap tahunnya terus meningkat. Berdasarkan data epidemiologi UNAIDS, hingga 2021 jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa.

Situasi epidemi pada kelompok perempuan dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan. Hal ini dibahas dalam World AIDS Day 2022 Press Briefing 'Let’s Equalize, No Woman and Child Left Behind'.

Indonesia menduduki posisi 3 terbawah di Asia Pasifik untuk cakupan pengobatan ARV bersama dengan Pakistan dan Afghanistan.

Hampir setengah dari kasus infeksi HIV baru pada anak, dipastikan berasal dari Ibu yang tidak menerima terapi ARV.

Data juga menunjukkan ada banyak ibu menghentikan terapi, selama masa hamil dan menyusui.

Selain itu adanya hambatan hukum yang mempersulit para ibu melakukan tes HIV dan memulai terapi ARV sebelum hamil menyebabkan semakin meningkatnya kasus penularan.

"Padahal perempuan dan anak dengan HIV merupakan populasi kunci yang seharusnya menjadi prioritas untuk mengakhiri epidemi AIDS. Sayangnya, mereka masih menghadapi berbagai tantangan untuk melakukan pengobatan," ujar Krittayawan Boonto UNAIDS.

Pada ibu hamil dan menyusui alasan untuk menghentikan terapi karena adanya keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, biaya, stigma dan diskriminasi dari lingkungan sekitar dan efek samping obat.

Hampir setengah dari kasus infeksi HIV baru pada anak, dipastikan berasal dari Ibu yang tidak menerima terapi ARV.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News