Perempuan Rentan Alami Kekerasan Selama Pandemi, Begini Reaksi Annisa Pohan

Perempuan Rentan Alami Kekerasan Selama Pandemi, Begini Reaksi Annisa Pohan
Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat di Jakarta, Sabtu (25/9). Foto: Dok. PD

“Kita lihat pada masa-masa konflik dan kerusuhan. Perempuan itu seperti legenda burung Phoenix, selalu bisa hidup dari wreckage, bangkit dari abu kerusakan,” papar Andy.

Psikolog keluarga dan praktisi konseling kesehatan mental Ita D Azly mengungkapkan cara  agar perempuan bisa menjadi tangguh.

“Perempuan harus membangun kesadaran diri (awareness), sebagai dasar untuk mengembangkan diri,” kata Ita.

Menurut Ita, perlu membangun kompetensi diri dan kemudian kompetensi sosial.

Di sisi lain, praktisi teknologi dan green economy Thilma Komaling mengingatkan semangat dan daya juang saja belum cukup.

“Kita harus mampu memanfaatkan teknologi. Menghadapi era digital, perempuan harus bisa: Bertahan, Berubah, dan Belajar,” kata Thilma.

Senada dengan itu, CEO startup @kamiidea Istafiana Candarini berbagi resep bagi para perempuan.

“Set goals dengan jelas, find your passion, kira-kira kita bisa melakukan apa, supaya kita bisa mencapai target dan tetap happy," pesan Istafiana.

Beban ganda di masa perempuan selama pandemi erpotensi memicu ketidakharmonisan rumah tangga dan membuat perempuan makin rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga,”

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News