Perempuan Rentan Alami Kekerasan Selama Pandemi, Begini Reaksi Annisa Pohan
“Kita lihat pada masa-masa konflik dan kerusuhan. Perempuan itu seperti legenda burung Phoenix, selalu bisa hidup dari wreckage, bangkit dari abu kerusakan,” papar Andy.
Psikolog keluarga dan praktisi konseling kesehatan mental Ita D Azly mengungkapkan cara agar perempuan bisa menjadi tangguh.
“Perempuan harus membangun kesadaran diri (awareness), sebagai dasar untuk mengembangkan diri,” kata Ita.
Menurut Ita, perlu membangun kompetensi diri dan kemudian kompetensi sosial.
Di sisi lain, praktisi teknologi dan green economy Thilma Komaling mengingatkan semangat dan daya juang saja belum cukup.
“Kita harus mampu memanfaatkan teknologi. Menghadapi era digital, perempuan harus bisa: Bertahan, Berubah, dan Belajar,” kata Thilma.
Senada dengan itu, CEO startup @kamiidea Istafiana Candarini berbagi resep bagi para perempuan.
“Set goals dengan jelas, find your passion, kira-kira kita bisa melakukan apa, supaya kita bisa mencapai target dan tetap happy," pesan Istafiana.
Beban ganda di masa perempuan selama pandemi erpotensi memicu ketidakharmonisan rumah tangga dan membuat perempuan makin rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga,”
- Hannover Messe 2024, Dirut Pertamina Tegaskan Target 25 Persen Pemimpin Perempuan
- Kiranti Wariskan Kekuatan untuk Perempuan Indonesia
- Pertamina Gandeng Perempuan Pelaku UMKM dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
- Apresiasi Makin Pentingnya Peran Perempuan, Pelita Air Persembahkan Kartini Flight
- Laporan Women in Business 2024, Grant Thornton Ungkap Tantangan Kesetaraan Gender
- Hari Kartini 2024, Dirut Pertamina Dorong Perempuan Berkarier dan Optimalkan Potensinya