Peringatan dari Gubernur BI soal Geopolitik, Ada Perubahan yang Sangat Mendasar

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan tentang kondisi perekonomian global terkini.
Perry mengingatkan semua pihak terkait fragmentasi geopolitik dan geoekonomi memberikan konsekuensi dan perubahan sangat mendasar dalam pengambilan kebijakan dan perekonomian.
Hal itu diungkapkan Perry dalam acara Konferensi Internasional 17th Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) dan Call for Papers dengan tema “Synergy and Innovations in Strengthening Resilience and Economic Revival" di Bengkulu yang dipantau secara virtual, Jakarta, Sabtu.
“Pengambilan kebijakan kita tentunya tetap membuka perdagangan dan investasi, tetapi lebih pragmatis, lebih praktis, karena kita harus win-win solution. Ini adalah diplomasi ekonomi-politik (political diplomacy of the economy),” ujar Perry.
Menurutnya, belahan dunia sedang mengalami peningkatan fragmentasi geoekonomi dan geopolitik.
Hal ini ditunjukkan dari fragmentasi dan ketidakpastian politik yang terjadi di Rusia dan Ukraina, sehingga pasokan global terkait pangan serta energi berkurang.
Dia bahkan menyebut ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok turut memberikan dampak fragmentasi geopolitik dan geoekonomi.
Terlihat, dari penurunan ekspor-impor antara kedua negara tersebut, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi mereka.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan tentang kondisi perekonomian global terkini.
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Suplemen Ternak Pangkalan Bun Tembus Pasar Belanda, Bea Cukai Sampaikan Komitmen Ini