Perjuangan Elly Diana Mamesah dan Feri Andriana Gembleng Atlet SOIna
Latihan Serius, si Anak Tiba-Tiba Lari Tunggang Langgang
Minggu, 17 Februari 2013 – 22:00 WIB
"Satu, dua, tiga, empat, lima‚" hitung Elly sampai sepuluh untuk sebuah gerakan. Begitu hitungan selesai, dia mengajak anak-anak itu bertepuk tangan untuk memberi semangat. Selama satu jam, mulai pukul 07.00 hingga 08.00, Elly dan beberapa volunter SOIna melatih anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Keringat mulai membasahi bajunya.
Baca Juga:
Elly mengatakan, syarat utama menjadi pelatih atlet SOIna adalah sabar, telaten, dan pantang menyerah. Dia harus punya banyak taktik untuk mengatasi sifat moody para atlet.
"Anak-anak bisa cepat berubah dari yang superaktif, lalu diam begitu saja atau beralih aktivitas. Maklum, mereka juga punya dunia sendiri," terang Elly. Apalagi kalau rasa malas anak-anak itu muncul, pelatih harus bisa membangkitkan semangat mereka lagi. Untuk itu, pelatih tidak boleh ikut bermalas-malasan atau kesal.
Selain memahami olahraga yang diajarkan, para pelatih atlet SOIna dituntut menguasai ilmu dasar psikologi. Dengan begitu, para pelatih bisa memahami kondisi psikis anak didik. Jika sisi psikologis itu bisa "dipegang", anak down syndrome bisa langsung lengket dengan pelatih. Ketika itulah anak-anak tersebut bisa dengan mudah diajak berlatih.
Menjadi pelatih atlet Special Olympics Indonesia (SOIna) bukan pekerjaan gampang. Tidak hanya butuh kepandaian, pelatih harus memiliki stok kesabaran
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor