Perjuangan Mostafa Mahini, Warga Iran, Mencari Anaknya yang Hilang di Pantai Prigi
Nyaris Gila, Habis Ratusan Juta, Bikin Sayembara
Kamis, 05 April 2012 – 00:35 WIB
"Saya ini bapak yang bodoh. Bodoh sekali," ujar Mostafa, kemudian menangis ketika menceritakan kisah pencarian anaknya di kantor redaksi Jawa Pos Graha Pena Surabaya, Selasa (3/4) lalu.
Secara tak langsung, Mostafa mengakui bahwa dirinyalah yang mendorong anaknya untuk pergi ke Australia. Dia tidak menyangka bahwa orang yang dia mintai tolong ternyata sindikat human trafficking internasional.
Kisah sedih tersebut bermula pada pertengahan November 2011. Mostafa dan anaknya pergi ke Thailand untuk kulakan kaus. "Saya memang punya toko garmen di Iran," tutur dia. Di Kota Booshehr (sekitar 1.200 km utara Teheran), Mostafa dan keluarganya hidup berkecukupan. Selain punya toko garmen, keluarga Mostafa menjadi nelayan di Teluk Persia.
Pada 23 November 2011 pasangan bapak-anak tersebut datang ke Jakarta. Tujuannya masih sama, yakni kulakan kaus dan garmen di Jakarta. Secara tak sengaja, Mostafa bertemu dengan seseorang yang mengaku bernama Veramash, juga warga Iran. Veramash menawarkan bahwa mereka bisa pergi ke Australia dengan tarif USD 7.000 (sekitar Rp 65 juta). Janjinya menggunakan penerbangan langsung ke Negeri Kanguru tersebut.
Musibah tenggelamnya perahu imigran gelap dari Timur Tengah di Pantai Prigi, Trenggalek, 17 Desember tahun lalu menyisakan rasa bersalah yang besar
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor