Persebaya Lapor ke LPIS

Setelah Merasa Dizalimi Persepar

Persebaya Lapor ke LPIS
Persebaya Lapor ke LPIS

jpnn.com - SURABAYA - Persebaya Surabaya akhirnya menyampaikan keberatan kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Itu terkait dengan sepak bola "aneh" yang baru saja mereka rasakan saat bertandang ke markas Persepar Palangkaraya dalam lanjutan Indonesia Premier League (IPL) di Stadion Tuah Pahoe, 11 Agustus lalu.

"Semua bukti dan kronologis terkait pertandingan aneh di Palangkaraya sudah kami susun dengan detil. Dan materi keberatan sudah kami kirimkan semua data-data itu ke operatot kompetisi (LPIS) di Jakarta," kata Saleh Hanifah, manajer Persebaya, kemarin (12/9).

Menurut Saleh, upaya melaporkan kejadian tersebut ke LPIS yang tidak lain adalah regulator kompetisi, adalah pilihan yang sangat tepat. Itu tidak lain agar sikap tidak profesional Persepar yang mereka lakukan kepada Persebaya itu menjadi preseden buruk dalam sepak bola Indonesia.

"Kami ingin memberitahukan kepada regulator kompetisi kalau pelaksana pertandingan di daerah masih sangat jauh dari normal. Sebab, kalau tidak ada laporan dan tindakan tegas, maka sudah pasti kejadian-kejadian serupa akan terjadi dan merusak sepak bola Indonesia," lanjut Saleh.

Sementara itu, Corporate Secretary Persebaya Ram Surahman mengatakan bahwa ada tiga bukti yang menjadi dasar keberatan Persebaya dalam pertandingan yang dimenangi Persepar 3-2 itu. Salah satunya, sikap wasit Abdul Malik asal Samarinda yang membiarkan pertandingan dalam extra time berjakan hingga menit ke-32.

"Padahal, pengawas pertandingan hanya menginstruksikan penambahan waktu 17 menit. Tapi, entah mengapa wasit membiarkan pertandingan berjalan selama itu. Seperti menunggu mereka (Persepar) mencetak gol kemenangan baru pertandingan wasit membubarkan pertandingan," keluh Ram

Juga, tindak kekerasan yang di lakukan oleh asisten pelatih Persepar Eko Tamami kepada manajer Persebaya Saleh Hanifah. Dalam pertandingan itu, dengan sengaja Tamami mendorong Saleh hingga tersungkur ke tanah. Serta yang ketiga ketidakprofesionalan panita pertandingan.

"Kekerasan fisik itu tidak bisa dibenarkan oleh siapapun. Tak hanya itu, pemain Persebaya juga terpaksa harus pulang naik angkutan umum karena pelayanan panitia yang buruk. Kami berharap, LPIS bisa turun dan melakukan investigasi terkait masalah ini," keluh Ram.(dik/ttg)


SURABAYA - Persebaya Surabaya akhirnya menyampaikan keberatan kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Itu terkait dengan sepak bola "aneh"


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News