Pertamina Sulit Tetapkan Harga LPG

Pertamina Sulit Tetapkan Harga LPG
Pertamina Sulit Tetapkan Harga LPG
JAKARTA- Direktur PT Pertamina Karen Agustiawan mengakui bahwa PT Pertamina sangat sulit untuk dapat menaikkan harga sesuai keekonomian. Akibatnya PT Pertamina mengalami kerugian.“Pertamina memang tidak mengalokasikan subsidi untuk LPG Non PSO (non subsidi), namun tetap saja menyulitkan Pertamina untuk menaikan harga yang ideal,” ujarnya di sela rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/11).Hingga bulan November 2009 ini, terang Karen, Pertamina harus menanggung biaya produksi LPG per kilogram sebesar Rp 8.275, sementara Pertamina harus menjual LPG ke pasaran dengan harga Rp 4.912 per kilogram. Dengan kata lain, Pertamina harus menanggung kerugian LPG sebesar Rp 3.363 per kilogram.

“Hingga saat ini kami masih terus berupaya untuk mencari solusi agar dapat menghilangkan beban kerugian ini,” imbuhnya.Namun untuk sementara ini pihak Pertamina telah menyiapkan beberapa langkah awal untuk mengurangi kerugian akibat penjualan dibawah harga keekonomian. Di antaranya, mengusulkan untuk melakukan kenaikan harga LPG Non PSO secara bertahap yang dimulai sejak 10 Oktober 2009.

“Langkah ini tentunya juga dibarengi dengan efisiensi dan optimalisasi jalur distribusi LPG,” paparnya yang juga menambahkan, pihak Pertamina juga tengah merencanakan akan memasarkan produk-produk LPG brand baru kelar Premium dengan harga yang mendekati keekonomian. Misalnya, EASE GAS, Blue gas dan My Gas dengan differensiasi pada pelayanan. (cha/JPNN)

JAKARTA- Direktur PT Pertamina Karen Agustiawan mengakui bahwa PT Pertamina sangat sulit untuk dapat menaikkan harga sesuai keekonomian. Akibatnya


Redaktur & Reporter : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News