Pertanian Lahan Terbatas Tangsel Jadi Sektor Strategis Hadapi Pandemi

Pertanian Lahan Terbatas Tangsel Jadi Sektor Strategis Hadapi Pandemi
Ria Dahlia (empat dari kiri), aktivis perempuan Tangerang Selatan saat mengujungi petani lahan sempit di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (4/7/2020). Foto: Dokpri

"Biasanya kami menanam sayuran atau singkong tela. Untuk sayuran, 25 hari bisa panen. Untuk singkong bisa 6 bulan," kata Pak Sana.

Namun, ada persoalan yang dihadapi para petani lahan terbatas ini. Yaitu, persoalan penjualan dan pengadaan pupuk.

"Kalau panen, kami sulit menjualnya. Terpaksa harus ke tengkulak. Selain itu, harganya juga tidak stabil," katanya.

Pengadaan pupuk juga menjadi persoalan karena untuk mendapatkannya, harus melakukan pemesanan terlebih dahulu.

"Kadang kala, antara pemesanan dan barangnya datang, waktunya lama sekali," kata Sana.

Selain mengunjungi petani lahan terbatas di Pamulang, Ria Dahlia yang juga menjadi salah satu bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan ini berkunjung ke petani Aquaponic yang melakukan pengembangan pertanian dan perikanan di lahan terbatas.

Petani yang berhasil mengembangkan pola ini adalah Ahmad Khoiruddin. Dalam kunjungan ke pengembangan pertanian dan perikanan Aquaponic, Khoiruddin menjelaskan bahwa konsep pertanian dan perikanan ini dikembangkan dalam satu lahan dan tanpa menggunakan bahan kimia.

"Kita kembangkan sayuran dengan cara tanam khusus dengan kotak ukuran 80 x 80 cm atau paralon besar yang disebut modul sebagai wadah untuk menanam berbagai jenis sayuran, lalu di bawahnya kita kembangkan perikanan," katanya.

Pertanian dan perikanan di lahan terbatas bisa menjadi sektor strategis baru bagi masyarakat Tangerang Selatan dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan krisis perekonomian yang menyertainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News