Hikayat Achmad Sjaichu (4)

Pertemuan Empat Mata dengan Soeharto

Pertemuan Empat Mata dengan Soeharto
Potret Achmad Sjaichu dan Soeharto duduk berdampingan ini termuat dalam buku Kembali ke Pesantren. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com

Sjaichu mulai kecewa. "Kekecewaan berikutnya, terjadi ketika Mendagri Amir Machmud mengeluarkan peraturan mengenai DPRD Tingkat I dan II yang hakekatnya makin menguntungkan Golkar di daerah," tulis Gus Dur dan kawan-kawan.

Apalagi, Pemilu 1968 tak berjalan mulus seperti yang diharapkan NU.

"Dalam penentuan jadwal Pemilu umpamanya, pemerintah menghendaki agar ditunda sampai 1973. Wajar, sebab pemerintah memang belum sempurna betul dalam melaksanakan konsolidasi politik guna "perataan jalan" menuju kemenangan Golkar," tulis buku itu.

Sjaichu pun langsung mengemukakan kekecewaannya kepada Soeharto.

"Ceritanya, ada acara audiensi antara pimpinan DPRGR dan Presiden Soeharto. Di sinilah. kesempatan ia berbicara sekaligus mengungkap kembali hasil pertemuan empat mata antara ia dan Presiden sebelum adanya penyegeran DPRGR."

Tapi, apa yang terjadi kemudian? "Pak Harto marah, ia bilang bukan cuma kiai saja yang tahu haram. Saya juga tahu haram," kata Sjaichu.

"Itulah pertemuan terakhir Sjaichu dengan Presiden Soeharto," sebagaimana dicuplik dari buku tersebut.

Dituliskan juga bahwa, "sejak itulah NU mulai sadar, apa sebenarnya yang akan terjadi. Tapi, semuanya telah terlambat. Sebab proses politik Orde Baru sudah berjalan lancar."

"SJAICHU adalah salah satu di antara orang sipil yang sangat berjasa terhadap Orde Baru," ungkap Alamsjah Ratu Perwiranegara, pembantu Presiden Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News