Pesawat Batal Terbang, Batik Air Membantah Akibat Tergelincir

Pesawat Batal Terbang, Batik Air Membantah Akibat Tergelincir
Maskapai Batik Air. Foto Ricardo/jpnn.com

"Dikarenakan (pilot) merasakan struktur permukaan aspal pada landas hubung seperti tidak normal atau berbeda sebagaimana semestinya," kata Danang.

Menurutnya, pilot kemudian berkomunikasi dengan petugas lalu lintas udara, serta layanan darat (ground handling) untuk melakukan pengecekan.
 
"Batik Air menerima konfirmasi bahwa landas gelinding dimaksud harus dilakukan pengecekan," jelasnya.

Danang menambahkan untuk mempermudah proses pergerakan posisi pesawat ke apron dengan cara didorong atau ditarik mundur, maka guna mengurangi beban pesawat seluruh tamu dan kargo diturunkan.

"Para tamu dikembalikan ke ruang tunggu untuk mendapatkan pelayanan dan informasi lebih lanjut," ungkapnya.

Danang menuturkan, proses penarikan pesawat udara membutuhkan waktu berkisar tiga jam. "Posisi pesawat sudah berada di landas parkir," tegasnya.
 
Batik Air mengucapkan terima kasih atas koordinasi dan kerja sama kepada seluruh pihak, sehinga proses pemindahan posisi pesawat berjalan lancar.
 
Dalam memastikan aspek keselamatan dan keamanan operasional, Batik Air menunda keberangkatan penerbangan ID-6257 setelah mendapatkan informasi bahwa landas hubung masih dilakukan pengerjaan perbaikan serta waktu operasional bandara telah habis dan kondisi maakin gelap.

"Batik Air memberikan keterangan kepada seluruh tamu secara jelas, berdasarkan perkembangan.

"Penerbangan ID-6257 dipindahkan hari berikutnya (Selasa 30/6)," katanya.
 
Operasional dan layanan Batik Air mulai beroperasi normal kembali pada Selasa (29/6), setelah landas hubung dinyatakan memenuhi kualifikasi persyaratan keamanan penerbangan.
 
Batik Air meminimalkan dampak yang timbul, agar operasional penerbangan Batik Air lainnya tetap berjalan normal. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Batik Air (Lion Air Group) membantah Batik Air nomor penerbangan ID-6257 tergelincir di Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (28/6).


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News