Petani Gandum Australia Desak Pemerintah Agar Berikan Pengecualian Bagi Tenaga Kerja Asing

"Bekerja selama tujuh hari seminggu dan jam kerja yang panjang setiap hari. Saya kenal beberapa petani yang telah kehilangan jari atau bagian tangan mereka saat menyemai tanaman," ungkapnya.
Jika pekerja asing tidak diizinkan masuk, Fels menyebutkan petani harus meninggalkan tanaman sampai mereka punya waktu untuk memanen semuanya. Ia memperkirakan hal ini baru selesai pada Januari nanti.
"Alih-alih menjadi gandum pembuat roti, panen kami mungkin akan jadi pakan ternak," katanya.
Desakan untuk politisi
Ketua Asosiasi Pemanen Australia Rod Gribble yang juga seorang petani di New South Wales, mengatakan sudah saatnya pemerintah Australia mengizinkan lebih banyak pekerja mesin pertanian masuk ke negara ini.
Ia menyebut politisi seperti Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce dan Menteri Pertanian David Littleproud dari Partai Nasional yang berbasis di wilayah pedalaman, harus mendesak PM Scott Morrison dan menjelaskan masalah yang dialami petani.
"Mereka harus menyampaikan kepada Pejabat Tertinggi Bidang Medis, bagaimana kita bisa membuat hal ini berhasil?" ujar Rod merujuk pada upaya mendatangkan pekerja asing.
Mentan David Littleproud mengatakan pihaknya terbuka untuk mengizinkan lebih banyak pekerja mesin pertanian masuk ke negara ini.
"Kami mendorong semua negara bagian untuk mendatangkan pekerja pertanian di luar kuota yang ada," katanya.
Para petani gandum di Australia mendesak Pemerintah untuk memberikan pengecualian bagi pekerja asing agar bisa masuk ke Australia membantu musim panen
- Gegara Rekor Inflasi Rendah, Pemerintah Klaim Swasembasa Pangan Bakal Sukses
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya