PhD Mama di Australia dan Mitos Wanita Indonesia

Selain soal cinta, saya melihat pendidikan mempunyai tempat yang sangat istimewa di tengah keluarga-keluarga ini, selain barangkali kesempatan mereguk pengalaman hidup di negara maju seperti Australia.
Pendidikan yang ditempuh para wanita hebat ini tentunya merupakan keputusan bersama para istri dengan para suami.
Ada proses pertimbangan yang panjang di dalamnya. Apa tujuannya, motivasinya, manfaat dan ongkosnya mungkin berbeda-beda untuk setiap keluarga.
Namun pada akhirnya, wanita-wanita hebat ini bisa mendapatkan dukungan cinta dalam hidupnya untuk memperjuangkan sebuah gelar doktor.
Selain dukungan dari keluarga, pembimbing tesis doktoral di kampus pun tak kalah penting perannya.
Saya melihat di Australia ini berkeluarga apalagi memiliki anak adalah sebuah pilihan yang menuntut tanggung jawab besar sehingga mereka yang memilih untuk mengambilnya sangat diberikan dukungan dan perhatian.
Kanti Pertiwi sedang berbelanja bersama putrinya.
Perkara anak sakit, harus hadir acara di sekolah atau day care, perayaan hari besar seperti lebaran, atau sekedar butuh waktu untuk meluangkan waktu bersama keluarga yang sedang datang berkunjung misalnya, bukan sesuatu yang tabu untuk disampaikan ke pembimbing, dengan cara yang elok dan tertib administrasi tentunya.
Anda pernah membayangkan beratnya perjuangan para mahasiswa perempuan yang harus menghabiskan waktu 4-5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan doktoral
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas