PHR Harus Dijaga Agar Kosentrasi Produksi Migas Mencapai Target

jpnn.com, JAKARTA - Pertamina Hulu Rokan (PHR) harus dijaga dari berbagai masalah agar kosentrasi produksi migas dapat maksimal dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Ekonom dari Universitas Riau Doktor Eka Armas mengatakan untuk mencapai kinerja maksimal termasuk dalam produksi migas, maka PHR harus terbebas dari isu-isu atau kabar-kabar yang dapat mencoreng nama baik perusahaan.
“Jangan setiap peristiwa termasuk laka kerja selalu dikait-kaitkan dengan PHR sementara tanggung jawab atas insiden itu sebenarnya berada pada subkontraktornya," kata Eka Armas di Pekanbaru, Rabu (25/1).
Menurut Eka, semua pihak harus sadar bahwa PHR memiliki peranan penting dalam meningkatkan ekonomi daerah dan nasional lewat produksi di hulu migas.
"Diharapkan PHR tetap mengedepankan profesionalisme, termasuk menjaring kontraktor dan pekerja sehingga kinerjanya berjalan baik dan maksimal," lanjutnya.
Eka Armas menambahkan Pertamina memiliki misi yang baik untuk menopang perenomian negara, dan sebaiknya hal itu didukung semua pihak.
"Kalau kinerja PHR terganggu kita khawatir itu akan memengaruhi lifting migas dan dampaknya bisa pada bagi hasil migas ke daerah," ucapnya.
Pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan telah beralih dari Chevron ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 9 Agustus 2021.
Kinerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) harus dijaga agar kosentrasi produksi migas dapat maksimal dan mencapai target yang telah ditetapkan.
- Soal Penataan Buffer Zone, Pertamina tak Bisa Bergerak Sendirian
- American Institute of Chemical Engineers Ungkap Pentingnya Buffer Zone untuk Depot BBM
- Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin, PIS Berkoordinasi dengan KNKT & KLHK
- 33.168 Kendaraan di Kudus Didaftarkan ke MyPertamina
- Pertamina International Shipping Cepat Tanggap Menanggulangi Insiden Kapal MT Kristin
- Pertamina Diminta Mengaudit Kelayakan Keamanan Semua Kapal Pengangkut BBM