Piala Dunia dan Mafia Sepak Bola

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Piala Dunia dan Mafia Sepak Bola
Piala Dunia U-20 2023 tinggl kenangan. Foto: PSSI

Keduanya memang menolak kehadiran timnas Israel ke Indonesia. Namun, semua tahu dua orang itu petugas partai.

Seorang pengamat bola muncul di televisi nasional dan dengan tegas menuntut Ganjar dan Koster meminta maaf secara terbuka kepada publik. Dia mengancam akan menggugat Ganjar dan Wayan Koster melalui class action.

Seorang pelaku sepak bola di Jawa Timur menuntut Erick Thohir mundur dari posisinya sebagai ketua umum PSSI.

Dia menuding Erick gagal mengelola sepak bola Indonesia dan telah memberi aib kepada sepak bola nasional.

Kalau Erick Thohir mundur dari PSSI maka akan ada KLB (kongres luar biasa) lagi untuk memilih ketua baru. Padahal Erick baru terpilih melalui KLB Februari lalu.

Berbagai komentar riuh, karena FIFA tidak menyebut secara spesifik penyebab jatuhnya vonis. Dalam pernyataan pendek yang dikeluarkan pada 29 Maret, FIFA hanya menyebutkan bahwa setelah terjadi pertemuan antara Erick Thohir dan Presiden FIFA Gianni Infantino, diambil keputusan untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

FIFA tidak menyebut masalah penolakan timnas Israel. Pada alenia kedua pernyataan FIFA malah menyinggung masalah Tragedi Kanjuruhan. FIFA menyebutkan bahwa pihaknya akan tetap berkomitmen untuk membantu sepak bola Indonesia untuk melakukan reformasi dan transformasi menyusul terjadinya tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Karena tidak ada penjelasan, muncul berbagai spekulasi yang bermacam-macam:

FIFA menjatuhkan vonis mencabut hak Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini akumulasi bnyak faktor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News