Pilgub Jateng 2018: Duet Ganjar-Gus Yasin Dinilai Tak Ideal

Pilgub Jateng 2018: Duet Ganjar-Gus Yasin Dinilai Tak Ideal
Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, SEMARANG - Pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip) M Yulianto menilai keputusan PDI Perjuangan menduetkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dalam Pilgub Jateng 2018 memberi keuntungan bagi para penantang.

Salah satu penyebabnya adalah nama Taj Yasin belum terlalu dikenal masyarakat Jawa Tengah.

Padahal, pria yang karib disapa Gus Yasin itu merupakan putra sesepuh PPP KH Maimoen Zubair.

"Sebagai upaya menyatukan kaum abangan dan santri, mereka sebenarnya bukanlah pasangan yang ideal," kata Yulianto kepada Jawa Pos.Com, Minggu (7/1).

Dia menambahkan, Gus Yasin kalah populer dibanding sosok-sosok berlatar belakang santri seperti Gus Yusuf maupun Marwan Jafar.

“Jadi, ini masih hanya mengandalkan kekuatan partai PDIP," sambung Yulianto..

Menurut Yulianto, rivalitas Ganjar-Taj Yasin dengan Sudirman Said yang diusung sebagai calon gubernur oleh Gerindra, PAN, dan PKS, makin memanas.

Tinggi rendahnya persaingan, sambung Yulianto, bakal ditentukan oleh pemilihan nama cawagub yang baru dimumumkan Senin (8/1).

M Yulianto menilai keputusan PDI Perjuangan menduetkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dalam Pilgub Jateng 2018 memberi keuntungan bagi para penantang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News