PM Palestina Harapkan Lebih Banyak Orang Indonesia Berziarah ke Al Aqsa

jpnn.com, JAKARTA - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengharapkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia, khususnya di bidang pariwisata dan pertukaran pendidikan.
“Saya berharap kita dapat bekerja sama terkait pariwisata. Sebanyak 70 ribu orang Indonesia telah mengunjungi Al Aqsa tahun lalu, dan ada potensi besar untuk meningkatkan jumlah peziarah dari Indonesia,” kata Shtayyeh dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa.
Dia menjelaskan bahwa Palestina adalah salah satu tempat bersejarah dan dikenal sebagai Tanah Suci, karena merupakan tempat Nabi Muhammad naik ke langit, juga tempat Yesus Kristus dilahirkan.
Mengingat posisinya yang penting dan bersejarah, Shtayyeh berharap Palestina dapat menarik lebih banyak wisatawan Indonesia untuk berkunjung.
Sementara di bidang pendidikan, ia menyambut baik upaya Indonesia untuk membantu memberikan pelatihan kapasitas bagi warga Palestina di berbagai sektor, termasuk peternakan.
Shtayyeh juga menyambut baik kerja sama perdagangan dengan Indonesia yang memungkinkan produk-produk Palestina masuk ke Indonesia, terutama minyak zaitun dan kurma yang merupakan komoditas utama negara itu.
Lebih lanjut, dia berterima kasih atas pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza dan Hebron.
“Memperingati 33 tahun hubungan bilateral Palestina dan Indonesia, kami bangga bahwa hubungan ini berjalan dengan sangat baik dan segalanya bergerak maju,” tutur Shtayyeh.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengharapkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia, khususnya di bidang pariwisata dan pertukaran pendidikan
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia