Polisi Tewas Usai Dugem Sama Petinggi Kejari

Polisi Tewas Usai Dugem Sama Petinggi Kejari
Polisi Tewas Usai Dugem Sama Petinggi Kejari

"Sekitar jam sepuluh malam, Mamek dan istrinya datang ke rumah kami. Katanya, kak, yuk kita ke Medan lihat abang, sakit dia di Medan. Bawa aja anak kakak itu," kata Aha mengulang ucapan istri Mamek kala itu. Sepontan Aha kaget dan bingung. ”Kalau abang sakit ngapain aku bawa anak" Nanti mana mengurus anak, mana mengurus abang yang sakit. Biar kutitipkan aja sama bude-nya dulu,” jawab Aha.

Masih cerita Aha. Waktu itu, dia bergerak mengantarkan anaknya ke rumah salah seorang kerabat dekatnya untuk dititipkan. Lalu, Aha bersama Mamek dan istrinya, berangkat menuju RSU Materna  Jl. Teuku Umar No 11 Medan. Setibanya di sana, Aha bertemu dengan seorang pria yang diperkenalkan Mamek sebagai salah satu petinggi Kejari Stabat.

"Ini Kasidatun kejaksaan kak," terang Mamek kala itu memperkenalkan orang tersebut. Selain pria yang diperkenalkan Mamek itu, ada juga beberapa pria lain yang mendampingi yang disebutnya staf Kejari Stabat.

Setelah itu, pria yang dikenalkan Mamek itu, mengajak Aha melihat Brigadir Fauzan di salah satu ruangan. Tapi sebelum masuk ke ruangan tersebut, petinggi Kejari Stabat itu meminta Aha untuk tabah dan sabar menerima kenyataan.

"Memangnya kenapa dengan suamiku, tanyaku waktu itu,” jelas Aha. “Pria itu bilang kalau suamiku sudah meninggal,” sambung Aha dengan mata berkaca-kaca.

Seperti tak percaya mendengar kabar tersebut, Aha langsung melihat pria yang selama ini menjadi pendamping hidupnya tersebut. Ternyata benar Brigadir Fauzan telah terbujur kaku di ruangan rumah sakit itu. Yang membuat Aha kurang terima, dari pengakuan dokter yang menangani menyebut korban meninggal sekitar pukul 18.10 WIB. (bay/deo)


LANGKAT - Kematian Brigadir Iqbal Fauzan alias Fauzan (30) tak hanya menyisakan misteri, tapi juga menyeret nama dua petinggi Kejari Stabat. Apalagi,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News