Politik Kuda

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Politik Kuda
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menunggangi kuda di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (4/9). Foto: Dokumen DPP Gerindra.

Akan tetapi, langkah menuju ijab kabul bisa berantakan gegara munculnya langkah kuda Surya Paloh.

Selama ini sudah santer berembus bahwa poros baru ini akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden.

Akan tetapi, langkah kuda Surya Paloh bisa memuat peta berubah atau bahkan bubrah. Langkah-langkah kuda akan terus bermunculan.

Alasannya selalu klasik, yaitu politik selalu cair dan dinamis.

PDIP sebagai partai pemenang pemilu tentu mempunyai daya tarik magnetis untuk membentuk poros koalisi yang kokoh.

Akan tetapi, sampai sejauh ini PDIP masih sendirian dan partai-partai lain sudah mempersiapkan diri dengan koalisinya masing-masing.

Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah terlebih dahulu mengikat ijab kabul membentuk koalisi.

Akan tetapi, sampai sekarang koalisi itu masih belum menentukan calon presiden dan wakilnya.

Prabowo terlihat mengajari cara-cara dasar menunggang kuda, dan Puan Maharani terlihat cukup senang dengan pengalaman barunya. Diplomasi kuda sedang berlangsung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News