Politik SARA Masih Membekas, Golkar Jadi Was-Was

Politik SARA Masih Membekas, Golkar Jadi Was-Was
Setya Novanto saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos dan JPNN di Graha Pena Jakarta, Selasa (16/5). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Golkar sedang dilanda kegelisahan akibat situasi akhir-akhir ini. Partai berlambang pohon beringin itu merasa was-was karena kondisi sosial politik saat ini yang sarat dengan isu agama.

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan, internal partainya kini sedang membahas berbagai persoalan yang mengancam keutuhan NKRI. “Partai membahas mengenai kebangsaan yang set back-nya ideologi berkaitan agama," ujarnya saat berkunjung ke Graha Pena Jakarta di Jalan Kebayoran, Jakarta, Selasa (16/5).

Setnov -sapaan akrabnya- mengakui bahwa yang terjadi saat ini memang imbas pilkada DKI Jakarta lalu. Hal itu ditambah kasus penodaan agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai terdakwanya.

"Soal Ahok pengaruhnya bukan main. Kita lihat bahwa suasana ini kalau tidak segera diatasi maka terjadi polarisasi masyarakat dan fragmentasi sosial akibat pertarungan politik dalam pilkada DKI," tegas Novanto.

Politikus kelahiran Bandung yang kini dipercaya sebagai ketua DPR itu menjelaskan, kontestasi pilkada DKI memang sarat dengan politik identitas berbasis SARA. Padahal, lanjutnya, dalam berdemokrasi mestinya yang ditonjolkan adalah pertarungan ide dan program.

Untuk itu dia berharap yang terjadi di DKI tidak merembet ke daerah lain di Indonesia. Setnov pun mengaku semakin inten berkeliling Indonesia untuk memetakan potensi-potensi munculnya isu SARA.

"Ini harus mulai hati-hati. Kalau nggak hati-hati, kita khawatir suasananya itu dilarikan kepada masalah ideologi," sebutnya.

Novanto menegaskan, Golkar sangat prihatin jika situasi saat ini kembali seperti zaman sebelum lahirmya reformasi. Karenanya dia mengajak semua pihak untuk kembali membangun fondasi kebinekaan dan kemajemukan sebagai konsensus bersama.

Partai Golkar sedang dilanda kegelisahan akibat situasi akhir-akhir ini. Partai berlambang pohon beringin itu merasa was-was karena kondisi sosial

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News