Polri Yakini Kekuatan Teroris Ali Kalora Cs Tinggal 10 Orang

Polri Yakini Kekuatan Teroris Ali Kalora Cs Tinggal 10 Orang
Personel Brimob. Ilustrasi Foto: dok.JPG/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang terdiri dari unsur TNI dan Polri terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di pedalaman Sulawesi Tengah. Pemburuan terhadap kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu digencarkan menyusul aksi MIT memutilasi warga dan menyerang polisi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Poldi Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, jumlah anggota MIT sudah tak sebanyak dulu saat masih dipimpin Santoso. Setelah Santoso mati ditembak aparat, kini jumlah anggota kelompok teror itu tersisa 10 orang.

"Satgas menyimpulkan pelaku adalah Ali Kalora Cs. Dari pendalaman satgas jumlah mereka tidak banyak dan tergolong kecil, yakni sepuluh orang," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/1).

Menurut Dedi, Polri menyimpulkan kekuatan MIT saat ini berdasar pengakuan para saksi yang melihat langsung saat kelompok yang berbaiat ke Negara Islam Irak Suriah (ISIS) itu beraksi. Perwira Polri dengan satu bintang di pundak itu juga menyebut kekuatan persenjataan MIT di bawah Ali Kalora tergolong minim.

Menurut Dedi, saat ini MIT hanya memiliki tiga senjata api laras panjang. Itu pun termasuk satu senjata rakitan.

"Kemudian ada satu laras pendek rakitan sisanya senjata tajam. Jadi anggota kami sudah cukup melakukan pengejaran," beber Dedi.

Karena itu Polri meyakini Ali Kalora Cs sesungguhnya tidak akan bisa menyerang aparat secara frontal. Sebab, MIT hanya melakukan pola hit and run dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dedi juga menduga MIT melakukan mutilasi demi menunjukkan eksistensi. "Mereka memang untuk menunjukkan eksistensi dari Ali Kalora supaya dilihat, makanya mereka lakukan pembunuhan," tutur Dedi.

Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang terdiri dari unsur TNI dan Polri terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di pedalaman Sulawesi Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News