Poltek Logam Morowali jadi Pusat Inovasi Berbasis Nikel

Poltek Logam Morowali jadi Pusat Inovasi Berbasis Nikel
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: dok.JPNN.com

Dia berharap lulusan Politeknik Industri Logam Morowali di samping mendapat ijazah juga harus memiliki sertifikat kompetensi yang diakui industri.

Poltek Industri Logam Morowali dituntut untuk menjalin kerja sama dengan industri, menyusun kurikulum bersama industri untuk industri smelter feronikel.

Industri menyediakan 50 perseb tenaga pengajar, menyiapkan tempat magang, dan dosennya juga harus mempunyai sertifikat kompetensi.

Dalam kesempatan sama Menperin Airlangga Hartarto mengungkapkan, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil adalah sebuah keniscayaan dalam memacu pertumbuhan industri.

Selain melalui pengembangan teknologi dan peningkatan investasi. “Bahkan, adanya politeknik ini, kami meyakini akan mendukung penambahan investasi di industri pengolahan logam, khususnya di wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur,” tutur Airlangga.

Politeknik Industri Logam Morowali juga diharapkan bisa memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam kawasan industri Morowali.

Saat ini, kawasan yang memiliki luas 2.000 hektare (ha) tersebut telah diisi sebagian besar oleh pabrik smelter berbasis nikel dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang. (esy/jpnn)


Kehadiran Poltek Industri Logam Morowali diharapkan mampu menjawab kebutuhan tenaga terampil khususnya di bidang industri logam


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News