PPP Tolak Kebijakan Sekolah Lima Hari, Begini Alasannya
Sebab, belum dilakukan kajian yang mendalam atas dampak penerapan tersebut baik pada siswa, guru maupun kesiapan sekolah. Kebijakan ini potensial berbenturan dengan eksistensi lembaga pendidikan nonformal seperti Madin yang telah eksis bersama kehidupan masyarakat Islam Indonesia.
FPPP meminta Kemendikbud melakukan klarifikasi secara komprehensif tentang rencana ini. Kemendikbud harus melakukan kajian secara komprehensif terhadap dampak penerapan kebijakan itu. "Jangan sampai masalah ini menambah kebingungan masyarakat," tegasnya.
Saat ini masyarakat khususnya wali murid tengah berkonsentrasi menyiapkan tahun ajaran baru, daftar ulang anak sekolah, dan persoalan lainnya. "Rencana penambahan jam belajar tersebut jelas akan menambah persoalan yang saat ini dihdapi oleh masyarakat," kata Reni.(boy/jpnn)
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menolak kebijakan sekolah delapan jam sehari dan lima hari seminggu
Redaktur & Reporter : Boy
- Setelah Bertemu Airlangga, Khofifah Bicara Dukungan PPP
- Soal Kehilangan Suara di Papua Tengah & Pegunungan, PPP Duga Ada Permainan Oknum
- Jelang Pilkada 2024, Ketua DPW PPP Banten Rapatkan Barisan
- Mardiono Dianggap Gagal Memimpin, Front Ini Desak Muktamar PPP Segera Digelar
- PPP Punya Bukti, 190 Ribu Suara Partai Hilang di Papua Tengah
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain