Prabowo Subianto dan Gerindra Harus Siap Hadapi Tantangan Oposisi di Parlemen
Prabowo, menurut Ahsan, memang memegang dukungan Golkar yang jumlah kursinya diproyeksikan terpaut tipis dari PDI Perjuangan sehingga potensial punya magnet politik besar di parlemen.
Namun, Golkar bukanlah partai pengusung utama Prabowo. Hubungan politik di antara mereka hanya bersifat resiprokal atau timbal balik.
Namun, tak ada jaminan Golkar–sebagaimana pula parpol koalisi Prabowo selain Gerindra–akan selalu mendukung langkah Prabowo di parlemen.
“Selama ini suara Gerindra sangat dipengaruhi coattail effect dari Prabowo. Mengingat Prabowo adalah wajah tunggal partai di tengah tak ada tokoh alternatif lain yang bisa sebesar dirinya. Maka, citra buruk pada Prabowo akan sangat berdampak pada suara partai,” kata Ahsan.
Oleh karena itu, Ahsan mengatakan Prabowo dan Gerindra perlu segera melakukan langkah-langkah politik strategis.
Dia mengungkap setidaknya ada tiga langkah yang bisa mereka ambil.
Pertama, Prabowo harus mengoptimalkan victory power game di transisi pemerintahan. Prabowo tak bisa berpangku tangan pada Jokowi dalam melakukan transisi, meskipun pemerintahannya mengusung ide melanjutkan.
“Apalagi kalau sampai mengamini pendapat menteri-menteri Jokowi yang menyatakan tak perlu ada tim transisi. Itu akan membuat pondasi pemerintahan Prabowo sangat rapuh, karena bukan ia sendiri yang membangunnya,” kata Ahsan.
Tantangan untuk Prabowo-Gibran makin besar karena Partai Gerindra tak keluar sebagai pemenang pemilu.
- Sultan Puji Prabowo Terhadap Kepentingan & Masa Depan Masyarakat Adat
- Teka-teki Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran, Profesional & Politikus Bakal Seimbang?
- Prabowo Bicara Program Makan Siang Gratis di Hadapan Investor Asing
- Apresiasi Dukungan Masyarakat Jateng, Sudaryono: Ini Nikmat dari Allah
- Mendampingi Jokowi Kunker, Qodari: Saya Terkejut Saat Diajak
- Penambahan Jumlah Kementerian Penting Pertimbangkan 2 Hal