Presiden Terkesan dengan Mekanisasi Pertanian 5 Tahun Terakhir

Presiden Terkesan dengan Mekanisasi Pertanian 5 Tahun Terakhir
Presiden Joko Widodo bersama Mentan Amran mencoba alsintan membajak sawah. Foto: Humas Kementan

Amran menjelaskan, pemanfaatan alsintan juga berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja yang akan menghemat biaya. Berdasarkan uji yang dilakukan Kementan, mekanisasi ini mampu menurunkan biaya produksi sekitar 30 persen dan meningkatkan produktivitas lahan sebanyak 33,83 persen.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Imam Santoso mendukung upaya pemerintah dalam memanfaatkan teknologi sebagai jalan peningkatan produksi. Menurut dia, proses ini sudah harus masuk dari hulu hingga merata sampai hilir.

"Dengan teknologi semua akan menjadi efektif dan efisien. Begitupula target yang akan dicapai akan lebih realistis, karena teknologi itu identik dengan presisi tinggi. Selain itu, untuk makin meningkatkan keberhasilan pertanian presisi ini perlu didukung juga oleh pengembangan agroindustri 4.0, yang mengintegrasikan hulu hilir secara efektif dan efisien," katanya.

Imam menambahkan bahwa pertanian presisi atau pertanian terukur merupakan konsep pertanian berbasis teknologi yang dalam pendekatannya bertumpu pada observasi dan pengukuran yang akan menghasilkan data untuk menentukan kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien.

"Selama tahun 2014-2018, produktivitas tenaga kerja sektor pertanian meningkat 20,35 persen, dari sebesar Rp 23,29 juta per orang pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp 28,03 juta per orang pada tahun 2018," katanya.

Berkaitan dengan ini, Presiden Joko Widodo mendukung usulan berbagai pimpinan daerah untuk memodernisasi para petani dengan berbagai sarana dan perlengkapan modern. Langkah ini perlu dilakukan menyusul adanya kebakaran hutan yang makin meningkat. Kata dia, petani harus menggunakan sarana modern untuk membuka dan menghijaukan kembali lahan baru.

"Memang kita harus berani mengalihkan pola pola pertanian tradisional menuju ke pola pola pertanian yang modern memakai teknologi. Ini tugas Bupati, tugas Wali Kota, tugas Gubernur, tugas Menteri-Menteri dan tugas kita semuanya," kata Presiden dalam Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, di Istana Negara.

Menurut Presiden, selama lima tahun terakhir, Kementerian Pertanian sudah mendistribusikan berbagai alsintan seperti traktor, excavator, dan bulldozer untuk pengharapan lahan di daerah Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. "Saya kaget juga dalam satu kabupaten traktornya ada banyak, begitu juga dengan excavatornya, sehingga lahan besar bisa dikerjakan dengan mekanisasi peralatan-peralatan yang ada. Dan saya lihat bantuan itu dari Menteri Pertanian," katanya.

Pemerintah melalui kementerian pertanian secara aktif terus melakukan modernisasi pertanian untuk meningkatkan capaian produksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News