Produksi Melimpah, Petani Maduran Tolak Impor Beras

Produksi Melimpah, Petani Maduran Tolak Impor Beras
Kapuslitbangtan Kementan, Dr. Muhammad Syakir melanjutkan panen bersama di Desa Kanugrahan, Maduran, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (6/1). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, LAMONGAN - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Kapuslitbangtan) Kementerian Pertanian, Dr. Muhammad Syakir melanjutkan panen bersama di Desa Kanugrahan, Maduran, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (6/1).

Panen juga dihadiri oleh Direktorat Perbenihan, Kepala Balitkabi, BPTP Jawa Timur, UPT dan PPL Kecamatan Maduran, Koramil Laren, dan Poktan Tani Mulyo.

Luas hamparan panen varietas ciherang sekitar 120 ha dengan provitas 8 ton/ha yang rutin ditanami pada bulan Agustus sehingga dapat dipastikan akan panen pada awal tahun.

Berdasarkan keterangan pers Humas Kementan, petani menjual hasil panen dengan sistem tebasan. Harga GKP yaitu Rp 5.600- Rp5.800/kg jika menggunakan combine harvester, namun jika panen manual harga turun menjadi Rp 5.000- Rp5.100/kg.

Hasil panen di Maduran melimpah sehingga petani menolak impor beras yang berdampak pada penurunan harga jual gabah petani.

OPT padi dominan di Desa Kanugrahan ini adalah tikus. Petani mengendalikan tikus dengan menggunakan pagar listrik, gropyokan, memasang pagar plastik, pemberian umpan sebagai jebakan.

Kepala Desa pun sudah mengeluarkan Peraturan Desa untuk melarang membunuh ular dan burung hantu sebagai upaya mengurangi serangan OPT tikus.

Pada hamparan lahan di desa ini juga terdapat pertanaman Jajar Legowo 2:1 dengan Inpari 32 sebagai VUB yang disenangi petani dan ditangkarkan oleh UPBS BPTP Jawa Timur.(adv/jpnn)


Hasil panen di Maduran melimpah sehingga petani menolak impor beras yang berdampak pada penurunan harga jual gabah petani.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News