Prof Cornelis Lay Meninggal Dunia, Selamat Jalan, Guru

Prof Cornelis Lay Meninggal Dunia, Selamat Jalan, Guru
Prof. Dr. Cornelis Lay, M.A saat menyampaikan pidato dalam pengukuhannya menjadi guru besar FISIPOL UGM, 6 Februari 2019. Foto: dokumentasi pribadi Hasto Kristiyanto

Hal yang luar biasa adalah ketelitiannya, beliau selalu membaca setiap makalah mahasiswa-mahasiswanya. Ini terbukti adanya coretan di setiap kesalahan ketik pada paper-paper kami. Beliau salah satu dosen yang paling suka memberi tugas menyusun paper bagi para mahasiswanya daripada ujian tulis di setiap pertengahan dan akhir semester.

"Coba kalian lihat bangku kalian, mungkin akan ditemukan sekian banyak tulisan contekan di sana. Saya lebih suka kalian belajar melakukan analisis dengan paper, daripada sekedar memindahkan kalimat dalam buku catatan kuliah ke kertas ujian, apalagi dengan menyontek." demikian kata beliau saat itu.

Tapi bukan berarti beliau tidak pernah memberikan ujian tertulis. Namun soalnya kadang sungguh ajaib. Saya pernah mengikuti ujian tertulis beliau, dan soalnya adalah "Tuliskan resume makalah yang dikumpulkan sepanjang semester ini."

Beliau sangat menghargai kejujuran mahasiswanya. Pernah satu kali marah besar gara-gara ada mahasiswa yang ketauan nitip presensi kuliah. Beliau menghargai mahasiswa yang mau menemuinya, bersurat, atau bahkan menitip pesan lewat teman karena tidak bisa hadir kuliah (Tentu saja, karena jaman itu HP masih sangat jarang, dan hanya mahasiswa super kaya yang mampu memilikinya).

Beliau juga masih mau menerima izin bolos setelah perkuliahan lewat jika memang mahasiswa yang bersangkutan sama sekali tidak dapat menyampaikan izin ketidakhadiran sebelumnya.

Di awal masa perkuliahan selalu disampaikan betapa beliau sangat menghargai kehadiran kami di kelas. Ketidakhadiran tanpa berita berkonsekuensi pengurangan nilai ujian akhir. Saya pernah nilainya turun satu level, ketika saya minta penjelasan ternyata karena presensi bolong satu.

Salah satu ciri khas beliau adalah memaksa mahasiswa untuk membaca. Di awal kuliah biasanya beliau memberikan daftar buku dan artikel jurnal yang harus kami baca untuk setiap minggunya. Namun bukan sekedar daftar, beliau juga menyediakan artikelnya untuk difotokopi.

Tentu saja, jaman itu mahasiswa mana punya akses untuk mendapatkan tulisan-tulisan dari berbagai njurnal internasional itu. Banyak dari kami yang kemampuan bahasa Inggrisnya pas pasan, jadi ya banyak yang megap megap memahaminya. Jadi ya jangan bandingkan sekarang, mahasiswa mudah mengakses jurnal secara online dan kemampuan bahasi Inggrisnya juga relatif bagus.

Berita duka: Guru Besar UGM Prof DR Cornelis Lay meninggal dunia pada Rabu pagi di RS Panti Rapih Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News