Profil Pratikno, Si Anak Kampung dari Bojonegoro yang Dekat dengan Joko Widodo

Profil Pratikno, Si Anak Kampung dari Bojonegoro yang Dekat dengan Joko Widodo
Menteri Sekretaris Negara Kabinet Kerja 2014-2019 Pratikno (tengah) bersama Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rachman (kanan) dan mantan Staf Khusus Presiden Nico Harjanto. Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A

jpnn.com, JAKARTA - Pratikno menjadi salah seorang tokoh yang dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10) sekitar pukul 14.10 WIB. Pratikno masuk lewat jalur para calon menteri. Dia datang tidak sendiri, ada Fadjroel Rahman dan Nico Harjanto. Ketiganya menggunakan kemeja putih. 

Pratikno sempat menyapa para wartawan yang menunggu di pilar Istana Negara guna meminta keterangannya. Namun, pria kelahiran 13 Februari 1962 di Desa Donogede, Bojonegoro, Jawa Timur ini tidak mau berkomentar dan berlalu meninggalkan awak media.

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu datang ke Istana Kepresidenan Jakarta untuk bertemu dengan Jokowi. Apakah kembali ke posisi lama sebagai Menteri Sekretaris Negara atau ditawari posisi baru?

Diambil dari berbagai sumber, Pratikno mulai dikenal oleh publik ketika menjadi moderator debat capres pada Pilpres 2014 yang ditayangkan secara langsung oleh sejumlah televisi swasta.

Sebelum terjun di dunia politik dan menjabat sebagai Sekretaris Negara mendampingi Presiden Jokowi sejak 2014, Pratikno ini menghabiskan waktunya di dunia kampus, yakni dimulai menjadi staf pengajar UGM sejak 1986 atau setahun setelah ia mendapatkan gelar sarjananya.

Anak kampung ini memulai pendidikannya di kota kelahirannya, Bojonegoro dan hijrah ke Yogyakarta untuk menimba ilmu di bidang politik dan pemerintahan di kampus UGM.

Tidak puas dengan pendidikan sarjana strata-1, Pratikno melanjutkan pendidikannya di bidang tersebut (S2) berani hidup di negeri orang, yakni Belanda, Di negeri Ratu Elizabeth ini Pratikno mengambil jurusan Development Administration di University of Birmingham, Inggris, hingga mengantongi gelar M.Soc.Sc pada tahun 1991. Tidak berhenti sampai di situ, Pratikno terbang ke Australia untuk mengambil program doktoral di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies.

Dengan bekal akademiknya inilah, Pratikno menekuni profesinya sebagai dosen hingga sekarang. Tahun 2003, ia ditunjuk sebagai direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik FISIP UGM sejak tahun itu hingga tahun 2004.

Berikut merupakan profil Pratikno datang ke Istana tidak sendiri, ada Fadjroel Rahman dan juga Nico Harjanto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News