Promosikan Batam di Singapura, Wali Kota: Tidak Ada Dualisme Pemerintahan

Promosikan Batam di Singapura, Wali Kota: Tidak Ada Dualisme Pemerintahan
Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Foto: dokumen JPNN

Fasilitas yang ada di KEK juga ditambah lagi dengan fasilitas yang sudah ada sebelumnya di FTZ yaknni fasilitas fiskal berupa peniadaan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan tentu saja Pajak Penghasilan (PPh) bagi para pelaku bisnis. Semua kemudahan ini bisa diperoleh jika investasi di KEK dan tidak bisa ditemukan di FTZ Batam. "Namun KEK ini tidak untuk seluruh area Batam. Kamu bisa memilih. Kamu bisa enjoi di FTZ atau bisa nikmati KEK," ungkapnya.

Edy mengatakan saat ini ada 3 KEK yang ditawarkan yakni KEK Bandara Hang Nadim, KEK Nongsa Digital Park, dan KEK E-Commerce Regional Hub For Performance Trading. Disamping itu, sejumlah proyek pengembangan infrastruktur, sektor industri dan sektor jasa juga membuka pintu lebar-lebar bagi investor yang mau menjejakkan kaki di Batam.

"Kami tawarkan lewat pengembangan Bandara Hang Nadim dan Pelabuhan Batuampar sebagai logistik hub. Baru kami promosi distrik finansial. Kemudian kami juga akan seleksi industri karena minim lahan, kami akan pilih industri tinggi seperti industri substitusi impor, alat-alat kesehatan, petrokimia, komponen, produk harian dan juga industri yang punya nilai tambah soal ekspor," paparnya.

Selain itu, peluang juga terbuka jika berinvestasi di sektor pariwisata. "Kami akan promosi jasa pariwisata, bangun outlet di Galang, theme park, sport hall, MICE dan pusat kesehatan kelas dunia di wilayah KEK serta universitas internasional," ucapnya.

Kemudian, dampak perang dagang antara Tiongkok dan Amerika juga membuat Batam mendapat limpahan investasi dari negara-negara Asia Timur. Dalam tempo dua bulan, perusahaan besar seperti Pegatron sudah investasi besar-besaran di Batam ditambah lagi perusahaan lainnya dari Jepang, Tiongkok dan Hongkong. "Mereka cari tempat tempat baru karena perang dagang, maka Batam jadi pilihan karena punya akses soal ketenagakerjaan," imbuhnya.

Setelah itu, banyak negara yang tidak terikat Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia masuk ke Batam. "Mereka yang tidak punya skema, tapi mau masuk pasar regional harus lewat batam," ucapnya.

Setelah selesai dengan pemaparan soal kemudahan berinvestasi, Edy juga menjelaskan dalam tempo dua bulan, maka kedua institusi pemerintah di Batam yakni Pemko Batam dan BP Batam akan berada dalam satu kebijakan lewat penetapan Walikota Batam, Rudi sebagai ex-officio Kepala BP Batam.

"Saya tengah mempersiapkan pedoman bagi Pak Rudi untuk pimpin Batam dalam single policy (kebijakan tunggal,red). Ini bentuk harmonisasi supaya investor semakin yakin investasi di Batam," katanya.

Wali Kota Batam, Rudi bersama Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Edy Putra Irawadi mempromosikan dan menawarkan kemudahan berinvestasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) Batam kepada Singapura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News