Provokasi di Pidato Prabowo Tak Mempan untuk Pemilih

Provokasi di Pidato Prabowo Tak Mempan untuk Pemilih
Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai pidato kebangsaan Prabowo Subianto yang provokatif tidak memengaruhi pemilih yang bimbang atau yang belum menentukan pilihan.

Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia ini, kalangan pemilih tersebut tidak bisa dipengaruhi berdasarkan retorika.

"Mereka tidak bisa diprovokasi dengan istilah-istilah yang bombastis, tidak bisa didekati dengan narasi-narasi yang retorik dan tanpa bukti. Mereka ini akan melihat apa yang disampaikan itu terukur. Apa ukurannya adalah bukti," kata dia dalam keterangan yang diterima, Rabu (16/1).

Adi menjelaskan, pidato Prabowo itu semakin membuat pendukungnya semakin membenci Jokowi. Namun, hal tersebut tidak menjadikan Prabowo dicintai pendukungnya.

”Pidato Pak Prabowo semalam adalah penerjemahan dari apa yang disebut beberapa bulan lalu sebagai economis stupidity, ekonomi kebodohan. Bagi Prabowo, Pak Jokowi itu salah arah mengelola kebijakan ekonomi, efeknya banyak orang miskin, banyak orang nganggur, yang kaya dan yang miskin semakin lebar,” kata dia.

Adi menjelaskan, Prabowo tidak peduli dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka kemiskinan dan pengangguran menurun.

Menurut Adi, Prabowo mengedepankan narasi kegagalan terhadap Jokowi selama empat tahun. Karena menanggalkan data BPS, Adi menilai wajar publik menganggap Prabowo sebagai capres penebar pesimisme.

Adi juga menilai Prabowo terlalu dominan dalam menyampaikan visi-misi. Padahal, rakyat dari kalangan undecided dan swing voter berharap Sandi tampil karena dinilai sebagai pembeda.

Pidato Prabowo Subianto mengedepankan narasi kegagalan terhadap Jokowi selama empat tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News