Publik Nilai Kinerja Kejagung Buruk, Pakar Hukum Soroti Potensi Kejahatan Ganda di Penyitaan Aset Jiwasraya-Asabri

Publik Nilai Kinerja Kejagung Buruk, Pakar Hukum Soroti Potensi Kejahatan Ganda di Penyitaan Aset Jiwasraya-Asabri
Gedung Kejaksaan Agung. Foto: Ricardo/jpnn

Sementara terkait adanya penyitaan aset yang tak berkaitan dengan perkara, ia pun setuju bahwa aset tersebut tak boleh dilakukan penyitaan. Karena seharusnya penyitaan hanya sebatas pada aset pribadi yang terkait atau hasil kejahatan.

"Sedangkan aset korporasi apalagi berkaitan dengan masyarakat, seharusnya tidak bisa disita secara serampangan. Kejaksaan tidak boleh bermain api, sebab bisa-bisa timbul kesan dalam penanganan korupsi ini kejaksaan juga melakukan korupsi atau biasa disebut dengan double crime atau kejahatan ganda," ujar Fickar.

Ditengarai dalam penanganan kasus tersebut telah mengganggu roda pasar saham dan investasi di Indonesia. Menurutnya, itu harus menjadi kesadaran para jaksa penyidik dan penuntut umum bahkan Jaksa Agung yang harus belajar dari banyak literatur bahwa tak boleh menyita aset korporasi secara sembrono, apalagi korporasi yang sudah ‘go public’.

"Sekali lagi saya ingatkan, yang boleh disita itu aset-aset pribadi para terduga korupsinya. Sehingga tidak timbul kesan kejaksaan memanfaatkan kewenangan penyitaannya untuk melakukan tindak pidana," kata dia.

Menurutnya, hal itu menjadi diskriminasi terutama terhadap kasus-kasus yang terdakwanya tidak ditahan dan tidak disita asetnya, meskipun banyak bukti menunjukkan bahwa itu hasil dari kejahatan. "Artinya ada permainan oknum Kejaksaan yang harus ditertibkan," katanya. (dil/jpnn)

Hasil survei KedaiKOPI menunjukkan buruknya kinerja Kejaksaan Agung di mata masyrakat, termasuk dalam menangani kasus Jiwasraya-Asabri


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News