Puluhan Ribu Data Pribadi Warga Australia Tersebar

Rincian data pribadi dari 50.000 warga Australia, termasuk nomor kartu kredit dan besarnya gaji, telah diunggah ke internet oleh salah satu kontraktor. Ini menjadi pelanggaran data terbesar kedua hingga saat ini.
Informasi data pribadi, termasuk nama lengkap, alamat email, pengeluaran, serta rincian pembayaran, secara publik tersedia online hingga bulan Oktober.
Kebocoran data pribadi ini pertama kali dilaporkan oleh ItNews, yang ditemukan oleh peneliti masalah keamanan berkewarganegaraan Polandia, saat mencari data yang seharusnya dilindungi di dunia maya.
Hampir 25.000 rincian pribadi staf di perusahaan asuransi AMP diungkapkan oleh kontraktor, yang belum disebutkan namanya.
Data yang bocor juga adalah milik para karyawan di Rabobank, Departemen Keuangan Australia, Komisi Pemilihan Australia, dan Lembaga Asuransi Difabel Nasional.
Seorang juru bicara AMP mengkonfirmasi, "Sejumlah data perusahaan yang terkait dengan biaya pengeluaran staf internal secara tidak sengaja disimpan di layanan cloud yang tersedia untuk umum".
"Kesalahan ini cepat dikoreksi begitu teridentifikasi dan langsung diselidiki untuk memastikan semua data telah dihapus," ungkap juru bicara tersebut kepada ABC.
"Tidak ada data milik pelanggan yang membahayakan [dan] kami meninjau situasi untuk memastikan standar tetap terjaga."
- Dunia Hari Ini: Konklaf Hari Pertama Berakhir Dengan Asap yang Mengepul
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?