Punya Tujuh Turunan, Saksi Mata Letusan Krakatau 1883

Punya Tujuh Turunan, Saksi Mata Letusan Krakatau 1883
Punya Tujuh Turunan, Saksi Mata Letusan Krakatau 1883
Aktivitas Maemunah setiap hari diawali bangun sekitar pukul 03.30 untuk salat malam. Dia tidak tidur hingga menjelang subuh. Seusai salat Subuh, dia pergi ke sungai untuk mandi dan mencuci  sebelum ada kamar mandi di kediamannya. Siang dia merawat kebunnya, lalu bersantai di dalam rumah atau beranda.

Maemunah juga tidur lebih awal. Dia biasa tidur selepas isya. Alhasil, kondisi fisik dan mentalnya selalu terkontrol. Dalam hal spiritual, Maemunah termasuk orang yang rajin berzikir dan berdoa. Setiap kali hendak melangkahkan kaki ke luar rumah, dia selalu membaca syahadat dan berdoa.

Setiap kali cucu-cucunya berkumpul, dia selalu mendoakan mereka. Satu doa yang sering dipinta Maemunah kepada Tuhan adalah usia yang panjang agar bisa menyaksikan cucu-cucunya menikah dan berbahagia.

Tidak banyak firasat menjelang meninggalnya Maemunah. Hanya, satu bulan sebelum meninggal dia lebih sering berdiam diri di rumah. "Nenek bilang suami dan orang tuanya datang menjemput. Itu saja yang dikatakan berulang-ulang," kenang Enung.

PERNAH membayangkan ada manusia berumur 145 tahun? Rasanya mustahil. Namun, tidak bagi anak-cucu Nenek Maemunah, warga Cimanuk, Pandeglang, Banten.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News