Puskod FH UKI dan IKA UKI Gelar Diskusi Publik dan Peluncuran Buku Tentang Resolusi Konflik Aceh

Dia menilai proses Helsinki tidak sempurna, namun memberikan panduan penting dalam memberikan pelayanan dasar yang makin baik.
“Pola pengelolaan tanah dan sumber daya produktif menjadi bagian pentingnya. Diperlukan upaya untuk mengelola tanah dan sumber daya produktif ini untuk tetap berguna bagi yang membutuhkan, dan tidak segera dijual obral,” ujar Nazar.
Penggiat gerakan sosial Aceh, mantan tapol/napol Teuku Ismuhadi juga berbagi pengalam terkait situasi konflik Aceh cukup lama.
“Saya mengalami situasi ini sebagai tantangan besar. Demikianpun, sekarang, ketika sudah tercapai perjanjian damai Aceh, pemberdayaan sosial ekonomi menjadi tantangan besar,” ujar Teuku.
Dia menyebut tidak terlaksananya pengelolaan sumber daya alam secara baik menciptakan kemunduran atas perdamaianyang sudah tercapai. Sekarang, diperlukan upaya yang lebih serius dalam mewujudkan keadilan,” ujar Teuku.
Sementara itu, Pjs. Ketua IKA (alumni) UKI Eddie Siagian pada acara penutupan diskusi mengatakan publikasi ini merupakan dedikasi UKI terhadap masyarakat.
“Publikasi ini sekaligus menjadi bentuk pendidikan yang langsung berdampak langsung bagi masyarakat. Kami semua bersyukur bahwa UKI dapat mendedikasikan buah-buah kerja ini,” ujar Eddie Siagian.(fri/jpnn)
Pusat Kajian Otonomi Daerah (Puskod) FH Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta bekerja sama IKA UKI menggelar diskusi publik dan peluncuran buku.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Saksi Kasus Kematian Mahasiswa UKI Beberkan Fakta Baru, Kok, Beda dengan Polisi
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Guru Besar UKI: Sosialisasi KUHAP Harus Melibatkan Masyarakat
- Polisi Gelar Perkara, Keluarga Mahasiswa UKI Tidak Tahu, Waduh
- FH UKI dan Universitas Sevilla Jalin Kerja Sama di Bidang Riset dan Akademis
- Menhut dan Titiek Soeharto Kunjungi Titik Nol Sabang, Ikon Aceh untuk Negeri