PVMBG Merekam Kejadian Tak Biasa di Gunung Semeru, Warga Wajib Waspada
jpnn.com, JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam adanya aktivitas tak biasa yang terjadi pada Gunung Semeru.
Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu secara administratif terletak dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang di Provinsi Jawa Timur.
Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan peristiwa itu adalah deformasi berupa inflasi atau penggembungan.
Menurutnya, penggembungan terjadi akibat suplai magma yang memenuhi dapur magma atau kantong-kantong magma pada gunung api tersebut.
"Gunung ini menggembung pada Oktober 2022. Ini sejalan dengan catatan seismik kami yang menunjukkan bahwa Oktober itu ada suplai magma (signifikan), baik di dapur magma atau kantong-kantong magma," ujar Oktory dalam sebuah webinar tentang gunung api yang dipantau di Jakarta, Selasa malam.
Oktory menjelaskan pascaerupsi yang terjadi pada akhir 2021 lalu, Gunung Semeru secara konstan mengalami suplai dan pergerakan magma hingga puncaknya terjadi pada Oktober 2022.
Penggembungan itu juga terjadi akibat peningkatan tekanan dan desakan magma di dalam tubuh gunung api tersebut. Perubahan deformasi itu terpantau melalui tiltmeter dan pemodelan GPS berupa gambar warna-warni yang terdapat pada tubuh gunung api tersebut.
"Dua hari sebelum meletus SO2 (sulfur dioksida) tampak besar keluar dari erupsi Gunung Semeru," kata Oktory.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam adanya aktivitas tak biasa yang terjadi pada Gunung Semeru.
- Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Ketinggian Letusan Capai 600 Meter
- 1.585 Warga Harus Dievakuasi Setelah Erupsi Gunung Ruang
- TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
- Potret Gunung Ruang Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 3 Kilometer
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Sudah 174 Kali Sepanjang 2024
- Masyarakat Diminta Waspada Potensi Awan Panas Gunung Semeru