Rachel High Jadi Sarjana Pertama di Australia yang Hidup dengan 'Down Syndrome'
"Tidak ada mentor, tidak ada yang menemuinya di gerbang kampus dan membawanya ke ruang kelas, tidak ada yang berbagi pengalaman dengannya … dan itu menyebabkan isolasi yang luar biasa, sehingga awalnya dia tidak ingin melanjutkan studi," kata Miriam.
"Dia merasa sudah cukup [dan] berkata, 'saya tidak suka di sana, saya sendirian, tidak ada yang berbicara dengan saya'".
"Bukan pembelajaran yang menjadi masalah, tapi isolasi yang menjadi masalah."
"Itu karena penyandang disabilitas intelektual tidak kuliah dan [universitas] tidak dibentuk untuk mendukung mereka."
'Banyak air mata' saat kuliah
Miriam dan suaminya, John, kemudian mencari"teman" berbayar yang bisa membantu Rachel. Sementara Flinders University menawarkan mentor di tengah-tengah masa studi Rachel.
Rachel mengatakan berhubungan dengan orang lain dan "bertemu orang baru" menjadi salah satu yang ia sukai dalam perkuliahan.
"Saya mendapat beberapa teman melalui mentor, teman-teman mereka juga," katanya.
"Saya seorang peneliti, inilah yang membuat saya terus maju, dan saya mencari teman dengan cara saya sendiri."
Rachel High diyakini menjadi sarjana pertama di Australia yang hidup dengan 'down syndrome'
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar