Rata-rata Terendah Nilai UN Bakal Dinaikkan
Senin, 16 Mei 2011 – 20:47 WIB
JAKARTA --Rata-rata terendah nilai ujian nasional (UN) tingkat SMA/sederajat yang ditetapkan 5,5 dianggap sebagai angka wajar dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa di seluruh Indonesia. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan, angka tersebut sangat kompromistis. Namun disinggung mengenai bobot nilai antara UN dan ujian sekolah (US), Nuh mengatakan dari total secara keseluruhan, pengaruhnya tidak signifikan karena bobotnya hanya 40 persen. "Tapi tetap berikan pengaruh. Itu bisa dibuktikan,” imbuhnya.
“Umumnya, angka 5,5 tersebut sudah wajar. Kalau dibulatkan menjadi 6 kan ya. Ini sebenarnya sesuatu yang sangat kompromistis. Kalau dipakai angka 6 karena kita menggunakan angka pembulatan, pasti akan ada pertanyaan kenapa tidak pakai angka 5,5? Jadi 5,5 itu sudah wajar lah,” ungkap Nuh di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (16/5).
Baca Juga:
Lantas bagaimana dengan rerata nilai UN terendah untuk tahun depan? Nuh mengatakan, kemungkinan dinaikkan. “Kami belum memutuskan apakah nanti dinaikan rata-ratanya untuk tahun depan, di mana saat ini rata-rata terendah dipatok 5,5. Tentu memang dinaikan. Namun harus dikaji lebih mendalam,” ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA --Rata-rata terendah nilai ujian nasional (UN) tingkat SMA/sederajat yang ditetapkan 5,5 dianggap sebagai angka wajar dan sesuai dengan tingkat
BERITA TERKAIT
- FISIP UPN Veteran Jakarta & UiTM Implementasikan Kerja Sama Dua Fakultas
- Unicamp 2024, Membantu Guru & Siswa dalam Pengembangan Teknologi Edukasi
- Dukung Kualitas Pendidikan, Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu
- BAZNAS Adakan Program TOT Pengajar Al-Qur'an Isyarat
- Penjelasan Kemendikbudristek soal UKT Mahal, Jangan Gagal Paham
- Jadi PTS Terbaik se-Indonesia, Atma Jaya Jakarta Raih Kategori Lulusan Mudah dapat Kerja