Raup Rp 3 M, Indikasi Sepakbola Indonesia Tensi Tinggi

Raup Rp 3 M, Indikasi Sepakbola Indonesia Tensi Tinggi
Joko Driyono (kiri). Foto: dok.JPNN.com

"Klub yang memiliki denda akan kita tahan nilai komersialnya sesuai dengan nominal denda yang mereka punya," imbuhnya mantan Sekjen PSSI ini.

Lantas akan dikemanakan uang denda yang cukup besar itu? Joko mengatakan bahwa dana tersebut akan mereka alokasikan untuk pembiayaan program non budgetter dengan misi league develpment.

Terutama kepada empat kompetisi di level bawah, seperti ISC-B, ISC U-21 serta Liga Nusantara dan Piala Suratin.

Namun, Joko menyebutkan bahwa, keputusan resmi pengalokasian anggaran itu akan mereka putuskan setelah adanya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dengan para klub peserta yang rencananya berlangsung di Bandung, awal Januari nanti. PT GTS juga secara resmi akan mengumumkan keuntungan mereka secara menyeluruh.

Tapi, Joko menegaskan bahwa, pendapatan dari denda tersebut bukanlah sesuatu yang ditargetkan oleh pihak operator.

Melainkan itu adalah cerminan ketegasan mereka untuk menindak para pelaggar regulasi selama kompetisi untuk klub-klub kasta tertinggi itu berlangsung.

Di sisi lain, direktur kompetisi dan regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria menegaskan bahwa, jumlah denda sebesar Rp 3 miliar itu tidak bisa disebutkan sebagai keuntungan.

Pasalnya, selama ini mereka juga habis-habisan untuk melakukan pembiayaan di kompetisi level bawah. "Dan jumlah anggaran yang kami keluarkan juga puluhan miliar," ungkapnya.

JAKARTA – Tensi pertarungan antarklub cukup tinggi, meski Torabika Soccer Championship (TSC) tidak mengenal konsep promosi dan degradasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News