Ray Rangkuti Nilai Pernyataan Hasan Nasbi Tak Pantas Sebagai Pejabat Negara

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menyampaikan kritik keras terhadap pernyataan kontroversial Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan. Ucapan Nasbi yang menyebut, itu bisa dimasak, dinilai tidak pantas keluar dari seorang pejabat tinggi negara, apalagi dalam konteks membahas teror kepada awak media Tempo.
Ray Rangkuti mengungkapkan kekecewaannya atas pernyataan Nasbi.
"Saya kehilangan kata-kata membaca reaksi dari kepala komunikasi kepresidenan ini. Ucapan seperti itu tidak pantas keluar dari seorang pejabat negara, apalagi yang seharusnya mencerminkan integritas pemerintah," tegas Rangkuti, Minggu (23/3).
Menurutnya, sebagai seorang terpelajar yang masuk ke ranah politik, Nasbi seharusnya mengedepankan rasionalitas dan kebijakan, bukan emosi dan ambisi kekuasaan.
"Kita berharap politisi seperti Hasan Nasbi mencerminkan bagaimana ilmu pengetahuan bekerja di ranah politik, bukan justru terjerumus dalam praktik politik yang emosional dan bernuansa dendam," tambahnya.
Ray menilai pernyataan Nasbi tidak hanya merendahkan media Tempo, tetapi juga melepaskan tanggung jawab pemerintah dalam menjamin keselamatan warga negara.
"Kalimat 'itu urusan Tempo sendiri' menunjukkan pemerintah lepas tangan. Padahal, keselamatan warga negara adalah tanggung jawab utama pemerintah, tanpa terkecuali," tegasnya.
Lebih lanjut, Ray menyoroti implikasi serius dari pernyataan tersebut terhadap kebebasan pers.
Ray menegaskan bahwa pernyataan Hasan Nasbi mencerminkan bibit otoritarianisme dalam pemerintahan.
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- Prabowo Belum Mencari Pengganti Hasan Nasbi untuk Jabat Kepala PCO
- Hasan Nasbi Mundur dari Jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdryno Merespons
- Hasan Nasbi Minta Maaf kepada Prabowo, Begini Kalimatnya
- Alasan Kepala PCO Hasan Nasbi Mundur dari Jabatan
- Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO, Dahnil Gerindra: Kami Menghormati