Refleksi Hari Pendidikan Nasional

Oleh Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP

Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Oleh Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Tanggal ini diambil dari hari kelahiran tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.

Hari pendidikan nasional ini harus menjadi refleksi bagi kita semua dalam memandang pendidikan di bangsa ini.

Ki Hajar Dewantara dalam semboyannya 'Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani', yang artinya "Di depan (guru) harus memberi contoh yang baik, di tengah-tengah (muridnya) harus menciptakan ide dan prakarsa, di belakang harus bisa memberi dorongan dan arahan).

Demikianlah seharusnya dingat dan dilakukan baik oleh orang tua, guru, dan teladan lainnya yang ada di masyarakat.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih terus merumuskan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 yang bakal didorong untuk menjadi peraturan presiden (Perpres).

Seperti yang sudah diejlaskan oleh Direktur Dikmen Diksus Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (GTK Dikmensus) Kemendikbud Yaswardi, bahwa peta jalan bakal menitikberatkan pada tiga aspek utama pendidikan yaitu kurikulum sebagai planning, pembelajaran sebagai do, dan yang ketiga asesmen.

Kemendikbud menarget untuk menjadikan peta jalan itu sebagai peraturan presiden (Perpres). Hal ini supaya mempermudah cakupan koordinasi. Mengingat peta jalan tersebut bakal melibatkan sejumlah kementerian/lembaga.

Kemendikbud masih terus merumuskan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 yang bakal didorong untuk menjadi peraturan presiden (Perpres).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News