REI Sebut Ada Perlambatan Pembangunan Rumah MBR

REI Sebut Ada Perlambatan Pembangunan Rumah MBR
REI menyebut pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melambat akibat pandemi Covid-19. Ilustrasi perumahan: Ricardo/JPNN.com

Kemudian, untuk pengadaan apartemen, REI membuat program rent to own.

"Program ini bukan karena kejenuhan market tetapi kemampuan masyarakat untuk memiliki apartemen. Karena nilai bangunannya cukup mahal maka dengan rent to own atau penyewa maka bisa mengisi apartemen-apartemen yang sekarang masih ada kekosongan," ungkap Totok.

Menurut Totok, terobosan itu sudah disepakati bersama oleh Kementerian PUPR dan Bank BTN.

"Menurut Pak Basuki (Hadimuljono) hal ini sudah sejalan dengan Bapak Presiden untuk pengadaan perumahan dengan metode rent to own ini," tambah Totok.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) Tahun 2020 angka backlog (rumah pasok) kepemilikan perumahan mencapai 12,75 juta, belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700-800 ribu per tahun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan lima juta unit rumah dalam waktu lima tahun yaitu periode 2020-2024.

Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah rumah tangga yang dapat menghuni rumah layak dari 56,75 persen menjadi 70 persen pada 2020-2024.

Tahun ini Kementerian PUPR menyediakan beberapa program bantuan pembiayaan perumahan, seperti program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 23 triliun untuk 200 ribu unit rumah, mengadakan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebesar Rp 888,46 miliar untuk 22.586 unit rumah, serta memfasilitasi pembiayaan perumahan melalui BP Tapera sebesar Rp 9,81 triliun untuk 109 ribu unit rumah. (antara/jpnn)

REI menyebut pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melambat akibat pandemi Covid-19.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News