Rektor Asing Datang ke Indonesia Tahun 2020, Sebagian Mengatakan Terlalu Dini

Rektor Asing Datang ke Indonesia Tahun 2020, Sebagian Mengatakan Terlalu Dini
Rektor Asing Datang ke Indonesia Tahun 2020, Sebagian Mengatakan Terlalu Dini

"Kami nanti akan lakukan global bidding (penawaran global), pertama yang harus kita lihat adalah dia yang punya network, yang kedua pengalaman dia di dalam mengelola perguruan tinggi itu seperti apa, mampukah meningkatkan rating (peringkat) suatu perguruan tinggi itu menjadi lebih baik," kata Mohammad Nasir di Gedung Ristekdikti, Jakarta beberapa waktu lalu.

Sejumlah persiapan untuk mendukung kebijakan ini juga sedang dimatangkan mulai dari revisi peraturan hingga pendanaan.

Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Yanuar Nugroho mengatakan pemerintah telah siap menggelontorkan anggaran untuk mendukung program peningkatan mutu pendidikan tinggi di dalam negeri.

"Presiden menyiapkan dana abadi pendidikan dinaikan ke Rp 100 triliun dari sekarang Rp 60 triliun. Kedua dana abadi riset dari Rp 1 triliun menjadi Rp 50 triliun, dana abadi kebudayaan dari sekitar Rp 2-5 triliun menjadi 50 triliun dalam lima tahun." kata Yanuar kepada media dalam sebuah acara di Jakarta.

Indonesia saat ini tercatat memiliki 4.700 perguruan tinggi.

Namun berdasakan lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia yang diacu Kemenristekdikti, yakni QS World University Ranking, baru 3 universitas unggulan saja yang mampu masuk peringkat ini.

Yaitu Universitas Indonesia (UI) di peringkat 296, disusul Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), berada di peringkat 300-an.

Posisi ini jauh di bawah sejumlah universitas lain di kawasan Asia, seperti di Tiongkok, Hong Kong, Korea Selatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News