Remaja Rentan Terpapar Masalah Psikologis, Kenali Gejalanya

Remaja Rentan Terpapar Masalah Psikologis, Kenali Gejalanya
Psikolog Dr Octaviani Indrasari Ranakusuma memaparkan masalah remaja dalam webinar. Foto: tangkapan layar

Hal itu kemudian memicu remaja terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keselamatan. Juga membahayakan bagi kesehatannya ke depan, seperti merokok, terjerat narkoba, kebut-kebutan, termasuk juga se*s bebas. Kemudian dari 100 anak di Indonesia, dua di antaranya itu merokok.

Ditambahkannya karena budaya seks bebas itu, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (Infodatin) 2015 melansir temuan adanya kehamilan di luar nikah. Kemudian pernikahan dini yang disusul dengan putus sekolah di kalangan remaja.

"Nah, sayang sekali di masa pandemi ini di beberapa kota luar Jakarta, ada banyak remaja putus sekolah dan akhirnya menikah, padahal usianya baru 15 tahun," ujar Octaviani yang juga wakil rektor III Universitas Yarsi.

Fakta lainnya, secara biologis dan fisiologis masa remaja ditandai bagian korteks prefrontal untuk berpikir dan mengambil keputusan itu meningkat. Namun bagian yang mengendalikan emosi (sistem limbik) itu lebih cepat perkembangannya dibandingkan bagian yang digunakan untuk berpikir. Karenanya, regulasi emosi di masa remaja itu menjadi seringkali kurang efektif.

"Ngamuk-ngamuk duluan, belakangan nyesel. Senggol bacok tetapi kemudian nangis, kenapa kok ngelakuin itu. Itu yang membuat orang tua jadi enggak habis pikir, Dia yang melakukan kenapa kok marah-marah?," tuturnya.

Selain perkembangan otak, keadaan emosi yang meledak-ledak pada remaja itu dipicu oleh kondisi hormonal. Ada peningkatan produksi hormon estrogen pada remaja perempuan dan testoteron pada laki-laki.

Ini juga kata Octaviani yang membuat kuatnya dorongan seksual pada remaja. Karenanya tidak heran pada remaja seringkali mencari-cari stimulus seksual misalnya melalui internet, medsos dan lainnya, yang bisa memuaskan kebutuhan tersebut. (esy/jpnn)

Psikolog memaparkan rentannya remaja terhadap masalah psikologis yang berimbas pada se*s bebas.


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News