Rencana Holding BUMN Direspon Negatif

Rencana Holding BUMN Direspon Negatif
Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI). FOTO: TONI SUHARTONO/INDOPOS /JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Investor di pasar modal tampaknya masih memberi respons negatif terhadap rencana penggabungan tiga badan usaha milik negara (BUMN) pertambangan ke dalam holding tambang, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Hal ini terlihat dari pergerakan tiga saham BUMN tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasalnya, tiga calon anak usaha holding tambang yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk cenderung bergerak menurun.

Pada pergerakan saham PT Antam hari ini, Senin (27/11) misalnya, saham perseroan ditutup melemah lima basis poin ke level 655 atau turun 0,76 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Sedangkan PT Timah, ditutup melemah 20 basis poin di level 840 atau terkoreksi 2,33 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara untuk PTBA ditutup positif pada level 10.900 atau naik 100 basis poin atau 0,93 persen dari perdagangan sebelumnya.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi Taulat berpendapat, hingga saat ini investor dalam kondisi menunggu hasil dari afiliasi dan struktur permodalan yang akan ditetapkan dari holding.

Apalagi pengalihan saham milik pemerintah dari tiga BUMN tambang itu ke holding dinilai menyebabkan perubahan mendasar atas status perseroan sehingga perlu dilakukan tender offer.

Tiga calon anak usaha holding tambang yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk cenderung bergerak menurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News