Rendang Atau Soto: Globalkan Kuliner Indonesia Pemerintah Diminta Solid

Harapan adanya perubahan regulasi
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Global Ekonomi Kreatif (WCCE) pertama di dunia, yang berlangsung pada tanggal 6-8 November 2018 di Bali.
Bagi praktisi kuliner seperti Santi, pertemuan seperti WCCE diharapkan bisa mengubah beberapa regulasi penting terkait keberlangsungan industri ekonomi kreatif, utamanya kuliner.
"Kalau misalnya Pemerintah ingin mengangkat kopi, konferensi seperti WCCE inilah sebenarnya saatnya beberapa regulasi bisa diperbaiki. Seperti aturan Kementerian soal roastery (tempat pengolahan kopi) yang mengatakan roastery itu harus dari yang besar-besar."
"Justru sekarang yang sedang booming itu micro-roastery, yang skalanya kecil-kecil." jelasnya.

Ekonomi kreatif dinilai potensial
Berbicara kepada ABC sebelum WCCE berlangsung, Kepala Bekraf, Triawan Munaf, mengatakan, sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Kita jauh di atas negara-negara lain, artinya peran si eknomi kreatif sebagai penopang ekonomi itu sangat tinggi. Untuk itu, kita dengan populasi yang sedemikian besarnya, dengan keragaman budaya yang sedemikian luasnya dan juga talenta-talenta yang kita miliki, sudah saatnya kita mengatakan bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah konsep yang inklusif, untuk siapa saja," utaranya.
Ekosistem ekonomi kreatif, sebut Triawan, berpeluang menyediakan potensi yang tak terbatas.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina