Respons Pakar TI Mendengar Jokowi Sebut Data Lebih Berharga dari Minyak
Presiden Jokowi, dalam pidato kenegaraanya, secara khusus menyebutkan dalam bidang pertahanan keamanan Indonesia harus tanggap dan siap menghadapi perang siber. Kepala Negara juga mengingatkan ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data. Jokowi mengatakan, data adalah jenis kekayaan baru bangsa, dan lebih berharga dari minyak.
Dalam korelasi pidato Presiden, Gildas mengingatkan para pembuat regulasi dan pemerintah untuk cepat beradaptasi dengan cepatnya perubahan teknologi, atau Indonesia beresiko ketinggalan dari sisi daya saing.
“Bagaimana bisa maju, kuat dan bisa bertahan di era baru ini kalau buat UU aja periodenya tahunan, belum lagi membuat produk turunannya,” kata Gildas, profesional TI selama 25 tahun, di mana 20 tahunnya dihabiskan di bidang keamanan TI.
Gildas mengingatkan pembahasan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), sebetulnya telah dimulai di komunitas pegiat siber sejak 1998. Setelah disahkan, menurutnya, setelah lebih dari dua dasawarsa belum di-enforce secara substantif.
“Kebanyakan hanya mengurusi soal hoaks, pencemaran nama baik. Itu memang penting, tapi justru ruh utamanya tidak tersentuh. Jangan sampai kita mengulangi lagi, karena kita sudah ada di era yang berbeda,” ujarnya. (*adk/jpnn)
Pidato Jokowi merupakan isyarat perlunya Indonesia memiliki undang undang keamanan siber yang memadai
Redaktur & Reporter : Adek
- Kemajuan Teknologi Digital RRC Berpotensi Hadirkan Ancaman
- Jokowi Hormati Putusan MK: Saatnya Bersatu, Bekerja, Membangun Negara Kita
- Soal Status Gibran dan Jokowi di PDI Perjuangan, Komarudin Bilang Begini, Tegas!
- Menyampaikan Dissenting Opinion, Hakim Arief Singgung Soal Jokowi yang Partisan
- 3 Hakim MK Dissenting Opinion, Saldi Isra Setuju Jokowi Manfaatkan Bansos dan Aparat untuk Paslon 02
- MK Sebut Tindakan Jokowi Bukan Pelanggaran Hukum, tetapi Tidak Etis