RI-Malaysia Bentuk Dewan Produsen Sawit Diklaim Untungkan Petani Kecil

RI-Malaysia Bentuk Dewan Produsen Sawit Diklaim Untungkan Petani Kecil
Petani sawit. Foto: IST

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia dan Malaysia telah sepakat membentuk Dewan Negara Produsen Minyak Sawit. Salah satu fungsi organisasi ini adalah merumuskan standar baru bagi industri dan perdagangan minyak sawit dunia.

Menurut Menko Maritim Rizal Ramli, langkah ini merupakan perlawanan kepada negara-negara yang selama ini mengatur industri sawit.

"Ada permintaan dari presiden supaya diplomasi ekonomi jangan pasif. Jadi dengan ini kita mau negara-negara konsumen sawit ikut standar kita. Itu bentuk diplomasi ekonomi yang lebih agresif dan sesuai dengan nawa cita kita sebagai negara berdaulat," ujar Rizal kepada wartawan di Istana Bogor,  Minggu (11/10).

Rizal mengatakan, selama ini standar industri sawit dibuat oleh negara-negara barat. Padahal, 85 persen suplai minyak sawit dunia diproduksi Indonesia dan Malaysia.

Parahnya lagi, standar yang dibuat barat itu tidak bisa dipenuhi oleh petani kecil di Indonesia dan Malaysia. Akibatnya produk mereka tidak bisa masuk ke pasar internasional.

"Pemerintahan yang lalu minta kita ikut standar ketat barat padahal merugikan. Tapi kita sudah bicara dengan menteri kehutanan dan beliau setuju pemberlakuan standar itu difreeze dulu karena kita mau rumuskan standar baru," paparnya.

Rizal pun memastikan standar baru yang dibuat Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit akan berpihak kepada petani kecil. Pasalnya, standar tersebut tidak hanya mempertimbangkan aspek bisnis saja.

"Kita akan masukan pertimbangan sosio ekonomi, istilahnya ecoplus pop. Jadi tidak hanya ramah lingkungan tapi juga menguntungkan bagi petani kecil," pungkas Rizal. (dil/jpnn)

JAKARTA - Indonesia dan Malaysia telah sepakat membentuk Dewan Negara Produsen Minyak Sawit. Salah satu fungsi organisasi ini adalah merumuskan standar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News