Riau dan NTT Jadi Target Utama Pengembangan Sertifikasi
Sementara itu Marthen K Pattiung, Kepala P4TK, BMTI mengatakan, tenaga kerja SMK TET akan menghadapi tantangan-tantangan seperti tidak segera terserapnya lulusan SMK dunia usaha dan industri, tenaga kependidikan yang kurang memadai untuk SMK yang membuka program TET.
"Kondisi sekarang yang teridentifikasi, banyak lulusan SMK kurang memiliki kemampuan logika yang kuat dan berpikir terstuktur sehingga kurang diminati dunia usaha dan industri. Juga kurang mempunyai ketrampilan manajemen dan wawasan kewirausahaan terbatas. Ini yang menjadi sasaran kami mempertemukan pemerintah, dunia usaha dan industri untuk mengatasi masalah tersebut," bebernya.
Iman mengatakan, skema tarif feed-in pemerintah yang murah bisa menyebabkan pasar tenaga kerja energi terbarukan menjadi tenaga kerja yang kurang kompetitif.
Itu sebabnya pemerintah provinsi yang memiliki kewenangan pengelolaan SMK, perlu dilibatkan dalam mengelola supply and demand tenaga kerja TET ini. (esy/jpnn)
Sebanyak 12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Energi Terbarukan dirintis oleh Peka Energi dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024
- Modena Energy Dukung Program Pemerintah dalam Maksimalkan Penggunaan Energi Terbarukan
- Energy Watch Dukung Prabowo yang Bertekad Kembangkan Energi Terbarukan
- Pakar Mendukung Rencana Prabowo Setop Impor BBM dan Mengganti dengan Energi Terbarukan
- Konsisten Bahas Energi Terbarukan, Pertamina Sabet 2 Penghargaan
- Dukung Energi Terbarukan, Lembaga Penelitian Indonesia-Amerika Perkuat Kerja Sama