Ribuan Siswa di Sulsel Dididik Cara Berselancar dengan Aman dan Positif di Dunia Digital

Ribuan Siswa di Sulsel Dididik Cara Berselancar dengan Aman dan Positif di Dunia Digital
Sebanyak 17.285 siswa di 75 SMA yang ada di Sulawesi Selatan dididik untuk berselancar dengan aman dan beretika di media sosial. Foto: GNLD Siberkreasi

jpnn.com, MAKASSAR - Sebanyak 17.285 siswa di 75 SMA yang ada di Sulawesi Selatan dididik untuk berselancar dengan aman dan beretika di media sosial.

Pendidikan itu merupakan program yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pada Rabu (10/5).

Kepala UPT PTIKP Disdik Provinsi Sulawesi Selatan Elix menyatakan kekayaan budaya Indonesia patut untuk didokumentasikan ke media sosial sebagai hal yang positif agar dapat memunculkan kreativitas dan ide di tempat lain.

Salah satunya, menurutnya, ialah dengan mempromosikan produk dalam negeri yang memiliki nilai budaya yang khas ke media sosial agar orang lain juga tahu tentang hal yang berbau lokal.

“Dokumentasi budaya masing-masing di dunia digital. Kita harus mencintai produk dalam negeri karena produk lokal memiliki nilai budaya yang khas. Contohnya, di Sulawesi Selatan, ada produk seperti songkok dan batik lokal yang patut dicintai. Kita dapat mencintai produk dalam negeri dengan cara mengutamakan dan bangga menggunakan produk-produk tersebut, terutama produk yang diproduksi oleh UMKM atau perusahaan-perusahaan kecil,” sebut Elix.

Konten Kreator dan Fotografer Arsitektural Djaka Dwiandi Purwaningtijisa mengatakan dalam menggunakan aplikasi percakapan di dunia digital ada kompetensi yang harus dimiliki.

Di antaranya bagaimana mengakses dan menyeleksi informasi, memverifikasi sebelum menyebarnya, mendistribusikan isu, dan memilih lingkungan yang tepat, serta bagaimana berpartisipadi dan berkolaborasi dalam media digital.

“Aplikasi percakapan menjadi alat komunikasi daring yang penting selama pandemi Covid-19. Namun, untuk menggunakan aplikasi ini dengan aman, kita perlu melindungi privasi kita dan mengendalikan aplikasi yang digunakan untuk berselancar di dunia digital,” katanya.

Kekayaan budaya Indonesia patut untuk didokumentasikan ke media sosial sebagai hal yang positif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News